REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN -- Tim SAR Centropas Rusia memamerkan perlengkapan penyelamatan yang mereka bawa ke Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, untuk membantu pencarian dan evakuasi korban pesawat Air Asia QZ8501.
"Kami sangat sungguh-sungguh membantu rakyat Indonesia dalam musibah ini, makanya kami membawa peralatan yang lengkap dan personel yang memadai," kata Kepala Pasukan SAR Rusia, Andrey Sorokin di Kumai, Pangkalan Bun, Selasa (6/1).
Tim SAR Rusia mendirikan tiga tenda besar di halaman kantor Camat Kumai, sekitar 500 meter dari Pelabuhan Kumai yang merupakan salah satu titik pos tim gabungan. Mereka tampak tidak terganggu meski menjadi perhatian masyarakat dan pegawai yang tiap hari beraktivitas di kantor kecamatan tersebut.
Satu tenda dijadikan pusat komando tim yang sudah tiba 2 Januari 2014 untuk turut membantu pencarian pesawat yang diperkirakan jatuh di perairan tidak jauh dari Pangkalan Bun. Terlihat beberapa perangkat komunikasi dan petugas yang sedang sibuk bekerja.
Tenda lainnya berukuran lebih besar digunakan untuk menyimpan berbagai perlengkapan yang mereka bawa. Sementara satu tenda lainnya digunakan sebagai tempat tidur para personel Tim SAR Rusia. Di sisi tenda, tampak satu buah perahu karet cadangan yang siap dioperasikan jika dibutuhkan untuk membantu armada yang sama yang sudah dioperasikan.
Tim yang datang dipimpin Wakil Menteri Pertahanan Sipil Penanggulangan Bencana Alam dan Situasi Darurat Rusia, Jenderal Eduard Chiziycov ini membawa sekitar 72 personel, termasuk 22 orang penyelam yang siap menjalankan tugas membantu evakuasi di bawah laut.
Tiap tenda dilengkapi kipas angin besar. Tenda-tenda ini dirancang agar bisa memberi kenyamanan meski di tengah suhu minus 50 derajat hingga plus 50 derajat celsius. Sistem peredaran udara, air dan kelistrikan di tiap tenda sudah disiapkan sehingga akan memudahkan para penghuninya untuk beraktivitas.
Dari tenda komando, mereka bisa terus berkoordinasi dengan anggota mereka yang bertugas di lapangan maupun dengan lembaga-lembaga pemerintah. Mereka juga sudah membawa tenda berukuran seratus meter yang siap didirikan kapan pun untuk berbagai keperluan, seperti rumah sakit darurat dadakan.
"Semua sistem sudah diatur untuk memudahkan segala aktivitas sehingga tidak perlu dipasok dari luar. Tenda ini juga terbuat dari bahan yang tidak mudah terbakar," kata Andrey sambil menyalakan api dan menempelkannya ke dinding tenda untuk meyakinkan bahwa kain yang digunakan untuk membuat tenda tidak mudah terbakar.
Selain perlengkapan tersebut, Tim SAR Rusia juga membawa peralatan canggih yang bisa dikendalikan otomatis untuk membantu pencarian korban, bangkai pesawat dan kotak hitam di bawah air. Sayangnya hingga Selasa siang belum mereka belum mendapatlkan hasil karena terhambat gelombang tinggi dan pendeknya jarak pandang di dalam laut.
Tim SAR Rusia bertekad membantu pencarian dan evakuasi korban, bangkai pesawat dan kotak hitam pesawat AirAsia QZ 8501. Mereka akan berusaha semaksimal mungkin dan tentu tetap di bawah koordinasi Badan SAR Nasional Indonesia.
"Kami sengaja mendirikan tenda, kami tidak mau menginap di hotel. Prinsip pasukan kami, kami tidak mau malah merepotkan orang-orang yang sedang mengalami bencana," kata Andrey.
Kehadiran Tim SAR Rusia bukan hal asing lagi di Indonesia. Tahun 2012 lalu, mereka juga membantu penanganan kecelakaan pesawat Sukhoi dan berhasil menemukan salah satu kotak hitam pesawat nahas tersebut. Kali ini mereka kembali datang untuk membantu penanganan musibah jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501 yang mengangkut 155 penumpang dan tujuh kru pesawat.