REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pascatragedi kecelakaan Air Asia, pemerintah Amerika Serikat mengeluarkan peringatan perjalanan atau travel warning bagi warganya yang berpergian ke Indonesia, khususnya ke Surabaya, Jawa Timur.
Peringatan itu bukan hanya soal insiden kecelakaan, tapi juga berkaitan dengan keamanan global.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Fadli Zon menilai peringatan tersebut sesuatu yang berlebihan. Menurutnya, tidak ada gejolak atau tanda-tanda yang membahayakan keamanan warga AS di Surabaya.
"Saya kira itu berlebihan. Saya tidak melihat ada gejolak, gejala, bahkan tanda-tanda apapun yg membahayakan apalagi di Surabaya," ujar pimpinan DPR yang membawahi divisi Polhukam itu di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (6/1).
Untuk itu, Fadli meminta pemerintah melalui kementerian luar negeri menanggapi serius hal ini. Dengan cara melayangkan nota protes kepada pemerintah Amerika Serikat, bahwa tidak ada masalah dengan kondisi keamanan di Tanah Air.
"Pemerintah harus lebih proaktif menjelaskan kepada pihak Amerika, dalam hal ini deplu, tidak ada masalah dengan keamananan di Indonesia," ungkapnya.
Sebelumnya kedutaan besar AS mengeluarkan peringatan travel warning terkait adanya potensi ancaman keamanan hotel, bank dan aset yang berhubungan dengan negara Paman Sam tersebut.
Akibatnya, kantor yang berkaitan dengan AS di Surabaya dijaga ketat anggota Brimob, Polda Jawa Timur dan Polrestabes Surabaya untuk mengantisipasi gangguan kamtibmas pascaimbauan travel warning tersebut.