Senin 05 Jan 2015 03:51 WIB

Putri Pilot Air Asia: Tak Ada Pilot yang Mau Mencelakakan Penumpangnya

Pilot Air Asia QZ 8501
Foto: twitter
Pilot Air Asia QZ 8501

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN -- Spekulasi mengenai penyebab jatuhnya pesawat Air Asia QZ 8501 di perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah, terus bermunculan. Beberapa pihak menyayangkan pilot pesawat QZ 8501 yang berangkat tanpa dilengkapi dokumen prakiraan cuaca rute yang akan dilalui dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Menanggapi hal terserbut, Angela Anggi Ranastiani, putri Kapten Iriyanto yang merupakan pilot pesawat Air Asia QZ 8501, minta publik untuk tidak terburu-buru menyalahkan ayahnya atas musibah tersebut.

"Dia juga menjadi korban, bahkan jenazahnya belum ditemukan. Kami sekeluarga juga tengah dalam kondisi berduka," ujarnya.

Angela mengatakan sebagai seorang anak, ia tidak akan menerima jika ada pihak yang menyalahkan ayahnya tanpa adanya investigasi mendalam. Sebab ia yakin, Kapten Iriyanto tidak pernah menginginkan terjadinya kecelakaan yang membahayakan nyawa penumpang pesawat yang dipilotinya.

"Sebagai putrinya, saya tidak bisa menerima itu. Saya yakin tidak ada pilot yang mau mencelakakan penumpangnya," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan jika saat berangkat dari Surabaya menuju Singapura pada 28 Desember 2014, kru Air Asia QZ 8501 tidak mengambil bahan informasi cuaca ke Stasiun Meteorologi Bandara Juanda.

Hal ini menimbulkan spekulasi jika pilot pesawat tidak mengetahui kondisi cuaca, kecepatan angin, suhu dan tekanan udara, awan, dan jarak pandang, di rute yang akan dilaluinya. Sebelum pesawat hilang kontak, Kapten Iriyanto sempat meminta izin ke ATC untuk menaikan ketingian guna menghindari cuaca buruk.

Saat ini Kementerian Perhubungan membekukan rute pesawat Air Asia dari Surabaya dan Singapura, setelah diketahui bahwa pesawat QZ 8501 melakukan penerbangan diluar waktu yang diizinkan.

Sementara proses pencarian pesawat dan jenazah korban kecelakaan Air Asia hingga Ahad (4/1) telah menemukan sebanyak 34 jenazah. Tim SAR gabungan juga telah menemukan empat objek besar yang diduga badan pesawat, namun proses observasi lebih lanjut belum bisa dilakukan karena terhalang cuaca buruk.

sumber : AFP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement