Senin 05 Jan 2015 01:41 WIB

Pramuka Juga Ikut Membantu Operasi Pencarian Pesawat Air Asia

Rep: C85/ Red: Bayu Hermawan
Petugas Basarnas mengevakuasi jenazah kecelakaan pesawat Air Asia QZ-8501 yang dibawa Helikopter USS Sampson di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimatan Tengah, Jumat (2/1). (Republika/Agung Supriyanto)
Petugas Basarnas mengevakuasi jenazah kecelakaan pesawat Air Asia QZ-8501 yang dibawa Helikopter USS Sampson di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimatan Tengah, Jumat (2/1). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN -- Operasi pencarian pesawat Air Asia QZ 8501 tidak hanya melibatkan personel Basarnas, pasukan TNI-Polri, pasukan tentara dari negara tetangga, maupun tim medis. Namun anggota Pramuka pun ikut turun tangan membantu kelancaran operasi tersebut.

Seperti yang dilakukan oleh Nurul Fauziati (16) dan Mar'atus Sholikah (16), dua anggota Pramuka dari Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Siang itu, keduanya nampak berdiri di depan poster besar bertuliskan "Posko Utama Pencarian AirAsia Pangkalan Bun".

Nurul, yang mengenakan kerudung biru tua dengan cekatan mengambil beberapa botol bekas yang tergeletak dekatnya. Sedangkan Sholikah yang berkerudung merah jambu terlihat memegangi sebuah kantong hitam besar untuk tempat sampah. Keduanya beralih dari satu botol ke botol lain. Dari satu puntung rokok, ke puntung lainnya.

Sholikah dan Nurul tak sendiri, di sudut lain ruangan ada Hidayat (17 tahun), sedang membereskan kursi yang berantakan, usai digunakan oleh para awak pers yang bertugas.

Hidayat, Nurul, dan Sholikah duduk di kelas 2 SMA di Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Ketiganya tergabung dalam Pramuka Dirgantara, sebuah kelompok kepanduan yang diajarkan di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.

Keberadaan mereka di tengah hiruk-pikuk posko pencarian dan evakuasi korban AirAsia QZ8501 bukan tanpa tujuan. Mereka bertugas membantu segala urusan non teknis yang perlu dilakukan dengan cepat.

"Entah itu bersih-bersih, nyiapin tempat sholat, sampai ikut angkat jenazah," ujar Hidayat kepada Republika, Ahad (4/1).

Hidayat mengaku bangga menjadi bagian dari tim yang berada di garis depan dalam proses evakuasi korban AirAsia QZ8501. Senada dengan Hidayat, Nurul mengaku bangga karena tidak semua siswa SMA sepertinya memiliki akses untuk masuk ke dalam posko AirAsia QZ8501.

Siswi kelas 2 di SMK 1 Pangkalan Bun ini, justru senang karena bisa mendapat info terbaru dari operasi evakuasi korban AirAsia QZ8501 ini. "Saya senang bisa mendekat ke Helikopter. Belum lagi bisa tahu update dari korban yang ditemukan," katanya.

Nurul mengaku, total ada 15 anggota Pramuka Dirgantara yang ikut membantu dalam proses evakuasi ini. Nurul dan anggota lainnya mulai bertugas selepas pukul 1 siang, setelah mereka pulang dari sekolah mereka. Meski terlihat lelah, mereka masih sigap membantu kegiatan di posko Lanud Iskandar.

Nurul, Hidayat, Sholikah, dan yang lainnya mungkin hanya mengerjakan pekerjaan sepele. Namun apa yang telah mereka lakukan sangat bermanfaat bagi seluruh tim yang bekerja bahu membahu dalam upaya evakuasi dan pencarian korban AirAsia QZ8501.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement