Sabtu 03 Jan 2015 13:19 WIB

DNA Penentu Identifikasi Korban Pesawat QZ 8501

Rep: c74/ Red: Agung Sasongko
Personil militer mengangkut peti jenazah korban Air Asia QZ 8501 yang tiba di Surabaya untuk diidentifikasi, Jumat (2/1).
Foto: Reuters
Personil militer mengangkut peti jenazah korban Air Asia QZ 8501 yang tiba di Surabaya untuk diidentifikasi, Jumat (2/1).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Anggota Tim Disaster Victim Identification (DVI) Dr. Budi Sampurna mengatakan bila jenazah korban pesawat Air Asia QZ 8501 sudah mengalami kerusakan salah satu cara proses identifikasi yang tetap bisa dilakukan adalah pencocokan DNA (deoxyribonucleic acid).

Budi mengatakan mengingat jenazah yang sudah beberapa hari di laut tentu akan mengalami kerusakan. "DNA bisa bertahan 100 tahun," kata Budi, dalam konferensi pers di Mapolda Jawa Timur, Surabaya, Sabtu (3/1).

Profesor Forensik dari Universitas Indonesia mengatakan selain pencocokan DNA pemeriksaan gigi dan sidik jari tetap dilakukan. Budi menegaskan sampai saat ini seluruh proses dan metode identifikasi terus dilakukan.

Menteri Kesehatan Dr. Nila Moeloek mengatakan hal yang senada. Nila mengatakan kemungkinan besar jenazah sudah rusak semakin besar. Yang bisa dilakukan mengidentifikasi organ atau data yang bertahan cukup lama seperti gigi dan pemeriksaan DNA.

Sebelumnya. Kepala Bagian Dokkes Polda Jatim Kombes Pol Budi Yono mengatakan Tim DVI dilengkapai ahli dari dalam dan luar negeri. Tim ahli dari berbagai Universitas di Indonesia turut membantu proses identifikasi ini.

Beberapa negara sahabat seperti Korea Selatan dan Singapura ikut menyumbangkan tim ahlinya. Ia yakin tim DVI dapat mengidentifikasi semua jenazah. "Keluarga bisa mempercayakan identifikasi ke Tim DVI," kata Budi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement