REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Hilangnya kontak pesawat AirAsia QZ8501 telah menjadi pukulan berat bagi keluarga korban. Kondisi ini juga tentu menjadi catatan penting bagi dunia penerbangan Indonesia ke depan.
Sekitar 162 orang penumpang dikonfirmasi berada di pesawat tersebut. Dari sejumlah penumpang tersebut, berikut ini cerita keluarga korban seperti yang dikutip CNN.
Remi Emmanuel Plesel merupakan co-pilot yang berasal dari Pulau Karibia Martinique, Prancis. Saat ini dia berusia 46 tahun
"Semenjak kecil, dia memang ingin sekali menjadi pilot," ungkap Ibu korban, Rolande Plesel. Rolande mengaku mendapat informasi ini setelah kekasih Remi meneleponnya pada Ahad lalu. Kekasihnya mengatakan pesawat yang ditumpangi anaknya telah hilang kontak.
Rolande menjelaskan dahulu anaknya itu belajar di Perancis. Dia juga telah bekerja sebagai insinyur di Total oil company. Namun, dia pun berhenti untuk menggapai cita-citanya sebagai pilot.
Remi telah memiliki jam terbang sekitar 2275 jam selama berada di perusahan AirAsia. Dia merupakan Presiden Asosiasi Pilot perancis.
Remi telah bekerja sebagai pilot di Indonesia selama tiga tahun. Seperti yang dikutip di laman 'Le Parsien', dia selalu mengontak keluarganya sebelum penerbangan.
Pada Sabtu (27/12) sebelum penerbangan terakhirnya, dia telah menelepon keluarganya yang berada di Perancis. Dia menghubungi mereka dengan iPad dan melihat gambar dekorasi natal keluarganya dari kejauhan.