Kamis 01 Jan 2015 15:18 WIB

Pengalaman Sang Pilot Pengevakuasi Korban Air Asia

Rep: c85/ Red: Esthi Maharani
 Anggota BASARNAS memindahkan jenazah korban kecelakaan pesawat Air Asia dari helikopter BASARNAS di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, untuk dibawa ke RSUD Sultan Imanudin, Rabu (31/12). (Antara/Fanny Octavianus)
Anggota BASARNAS memindahkan jenazah korban kecelakaan pesawat Air Asia dari helikopter BASARNAS di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, untuk dibawa ke RSUD Sultan Imanudin, Rabu (31/12). (Antara/Fanny Octavianus)

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN - Candra Budiarjo, Kapten Laut (Pelaut) Pangkoops Skuadron 400 Wings Udara 2 adalah pilot yang "mengendarai" pesawat helikopter Dolphin milik Basarnas. Candra menuturkan kendala terbesar dalam proses evakuasi adalah cuaca. Bahkan, untuk landing pun dia menggunakan radar guide karena cuaca yang buruk dan angin yang bertiup kencang. 

"Walaupun helikopter yang ditumpangi buatan Perancis dan dilengkapi radar cuaca. Tapi yang pasti mau tidak mau goyang karena cuacanya buruk," jelasnya. 

Dalam menghadapi cuaca buruk, Candra menjelaskan, seorang pilot harus tahu batas yang dimiliki pesawat apakah mampu mendarat di derajat tertentu. 

"Selama itu memungkinkan, ya bisa landing. Tapi, ini bukan perkara mudah karena ombak laut yang tinggi jadi limit dan derajat landingnya harus dilihat dulu," katanya. 

Ia menceritakan, saat mengambil jenazah di KRI Bung Tomo, tantangannya adalah bagaimana agar proses pengangkutan jenazah dapat berlangsung cepat. Karena, angin yang bertiup kencang dan KRI Bung Tomo yang juga bergoyang karena gelombang tinggi. 

"Kita ambil yang sudah dievakuasi di KRI Bung Tomo jadi kita tinggal ambil saja. Yang jadi kendala kesana dan pulang kesini dan terus landing. Perlu ekstra hati-hati karena cuaca ekstrim," ujarnya.

Candra sendiri menjadi pilot sejak tahun 2005. Baginya evakuasi jenazah yang dia lakukan saat ini tergolong sulit karena harus berjibaku dengan cuaca yang tidak bersahabat, dan dibarengi dengan harapan besar keluarga korban yang diberikan padanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement