REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Keluarga korban penumpang AirAsia QZ8501 mengapresiasi kerja Tim Badan SAR Nasional (Basarnas) Indonesia yang berhasil menemukan puing pesawat dan sejumlah jasad pada hari ketiga pencarian.
"Saya mewakili keluarga korban menghargai kinerja Basarnas yang bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk TNI dan Polri, yang sudah menemukan pesawat," ujar Bambang Andreas, ayah Ratri Sri Indriyani, salah satu penumpang AirAsia, Kamis (1/1).
Menurut dia, kecepatan Tim SAR yang bekerja tanpa henti berusaha mencari puing pesawat tidak lepas dari koordinasi dan perhatian semua pihak, terutama pemerintah, mulai tingkat pusat sampai daerah.
"Saya sangat sedih kehilangan anak. Tapi harapan kami ke Tim SAR sangat besar sehingga jasad penumpang bisa dievakuasi," katanya.
Kendati peluangnya kecil, lanjut dia, Bambang yakin anaknya masih bertahan hidup karena menganggap tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini.
"Mukjizat dari Allah SWT bukan tidak mungkin dan saya masih yakin Ratri hidup. Tapi, kalau tidak sesuai harapan, kami ikhlas dan Tawaqal," katanya.
Bambang yang tinggal di Rungkut Menanggal Harapan Surabaya mengaku terkejut dan tidak menyangka anaknya menjadi salah satu korban AirAsia yang melakukan perjalanan dari Surabaya ke Singapura.
Sebagai seorang pemandu wisata di salah satu "tour and travel" di Surabaya, Ratri membawa rombongan 24 orang dan keluarga tidak mendapat firasat apapun sebelum keberangkatan.
"Anak saya biasa berangkat ke luar kota maupun luar negeri karena pemandu wisata. Kami sangat kehilangan dan tidak pernah terbayangkan sebelumnya," kata Bambang.
Secara khusus, pihaknya juga mengapresiasi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang mulai hari pertama hingga saat ini mendampingi keluarga penumpang, serta melakukan pendataan.
"Apa yang dilakukan Bu Risma sangat berharga bagi keluarga. Orang lain yang menyebut beliau hanya pencitraan itu tidak bijak. Kami keluarga korban sangat merasakan pentingnya langkah yang dilakukan beliau. Seharusnya pemkot/pemkab lain menirunya," katanya.