REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Petugas Stasiun BMKG Juanda membenarkan Air Asia tidak pernah mengambil laporan cuaca untuk penerbangan dari Bandara Juanda. Padahal hal tersebut merupakan prosedur wajib, yang termuat dalam regulasi penerbangan internasional maupun nasional.
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Satisun Juanda Bambang Setiajid menyampaikan, selama ini, pihak Air Asia di Bandara Juanda memercayakan pengambilan laporan cuaca kepada pihak ketiga.
"Kami pikir, kemarin itu cuma satu kali mereka tidak mengambil. Setelah kami melakukan penelitian kecil, Air Asia memang tidak pernah mengambil (laporan cuaca)," ujar Bambang kepada Republika, Kamis (1/1).
Kesimpulan tersebut, menurut Bambang, diambil setelah mereka memeriksa log book atau catatan pengambilan laporan cuaca. Dalam catatan pihak BMKG Juanda, tidak pernah ada petugas Air Asia yang mengambil laporan cuaca.
Laporan cuaca penerbangan sendiri, menurut Bambang, disediakan untuk setiap pernerbangan. "Kami membuat laporan cuaca berdasarkan schedule penerbangan setiap maskapai yang kami terima," ujar Bambang.
Laporan cuaca dan prakiraan cuaca, menurut Bambang, adalah informasi wajib yang harus diketahui kru penerbangan, terutama pilot. Hal itu, menurut Bambang, termuat dalam regulasi internasional dan Kemenhub.
Informasi penerbangan Air Asia QZ 8501 tidak membawa laporan cuaca diketahui dari dokumen terbatas yang diduga berasal dari Kepala BMKG Andi E Sakya untuk menteri perhubungan. Dokumen berupa surat tersebut kemudian sampai kepada pihak media.
Surat tertanggal 31 Desember 2014 tersebut berupa permintaan arahan dari kepala BMKG kepada kementerian perhubungan, berkaitan dengan beberapa temuan, salah satunya soal absennya Air Asia QZ 8501 mengambil laporan cuaca.