Kamis 01 Jan 2015 11:32 WIB

Ini Ciri Empat Jenazah Air Asia yang Diterbangkan ke Surabaya

Rep: c85/ Red: Esthi Maharani
 Anggota BASARNAS memindahkan jenazah korban kecelakaan pesawat Air Asia dari helikopter BASARNAS di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, untuk dibawa ke RSUD Sultan Imanudin, Rabu (31/12). (Antara/Fanny Octavianus)
Anggota BASARNAS memindahkan jenazah korban kecelakaan pesawat Air Asia dari helikopter BASARNAS di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, untuk dibawa ke RSUD Sultan Imanudin, Rabu (31/12). (Antara/Fanny Octavianus)

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN - Memasuki hari kelima proses pencarian dan evakuasi korban AirAsia QZ8501, tim gabungan operasi telah mengevakuasi total 6 jenazah ke Surabaya. Dua jenazah diterbangkan Rabu (31/12) dan empat lagi diterbangkan Kamis (1/1) pukul 11.15 siang.  

Dari empat jenazah ini, dua di antaranya dievakuasi ke darat Kamis dini hari tadi dari KRI Banda Aceh dan KRI Hang Nadim. Sedangkan dua jenazah yang datang pagi ini, dievakuasi dari KRI Bung Tomo dan KD Lekir, kapal bantuan dari Malaysia. 

Direktur Eksekutif Disaster Victims Identification (DVI) Indonesia, Anton Estinali memberikan rincian terkait ciri-ciri jenazah yang dievakuasi. Untuk jenazah yang dievakusi tadi malam, satu laki-laki dewasa dan satu perempuan. 

"Laki-laki dewasa mengenakan kaos polo berwarna biru dongker. Dengan tulisan "3" di lengan kiri. Wanita pakaian warna merah, dengan tanda-tanda khusus yang kemungkinan kru pesawat." jelas Anton kepada media, Kamis (1/1).

Kemudian dua jenazah yang dievakuasi pagi ini, terdiri dari jasad perempuan mengenakan kaos warna gelap. Di tubuhnya masih mengenakan pakaian dalam warna putih. 

"Tinggi badan 167 cm. Di lengan bahu kiri ada salib, dengan ikat pinggang hitam dan diperkirakan umur 40 tahun," jelas Anton.

Kemudian satu lagi jasad pria dewasa mengenakan kaos berkerah coklat, jeans  panjang biru tua, pakaian dalam abu-abu. 

"Di saku jeans depan ada HP putih dan jam tangan. Sampai sejauh ini kita tidak lakukan pemeriksaan mendetil. Karena itu akan dilakukan di Surabaya. Dari kartu identitas atau apapun yang melekat belum tentu kalau itu teridentifikasi. Karena masih ada faktor faktor lain untuk pertimbangkan," lanjut Anton.

Sehingga, Anton menampik semua pernyataan yang memberikan keterangan terkait dengan adanya nama-nama korban yang sudah keluar. Karena menurutnya, wewenang untuk mengumumkan nama korban adalah tim identifikasi di Surabaya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement