Kamis 01 Jan 2015 10:17 WIB

Badan Pesawat Mulai Dicari

Tim relawan bersiap menuju lokasi ditemukannya serpihan pesawat Air Asia QZ8501
Foto: Mirror
Tim relawan bersiap menuju lokasi ditemukannya serpihan pesawat Air Asia QZ8501

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapal riset milik Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) I sedang melakukan operasi di lokasi terakhir pesawat AirAsia QZ 8501 kehilangan kontak dengan Air Traffic Controller (ATC) pada Ahad (28/12/2014).

"Kapal sudah di lokasi pukul 05.00 WIB dan langsung melakukan operasi dengan multibeam echo sounder di area titik 'lost contact'," kata Kepala Seksi Program Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT M Ilyas kepada Antara di Jakarta, Kamis (1/1).

Fokus utama Baruna Jaya I, menurut dia, mencari badan pesawat Airbus 320-200 milik maskapai penerbangan AirAsia. Karena itu, operasi kapal riset ini dilakukan di area pesawat hilang kontak dengan ATC bukan di area ditemukannya serpihan pesawat dan jenazah.

Ahli-ahli BPPT, ia mengatakan telah membuat model arah dan kecepatan arus di Selat Karimata ke Laut Jawa dari tanggal 27 Desember 2014 hingga 5 Januari 2015. Model tersebut dibuat dengan interpretasi awal di lokasi pesawat kehilangan kontak dan lokasi serpihan pesawat ditemukan.

Berdasarkan model tersebut terlihat pergerakan arus ke arah timur utara dari titik pesawat mengalami kehilangan kontak. Sehingga, menurut dia, jika melihat model yang telah dikembangkan tersebut kemungkinan badan pesawat berada di sebelah barat dari titik penemuan serpihan dan jenazah.

"Semoga benar dan cepat dapat ditemukan. Kami mohon doanya supaya berjalan lancar dan cepat ditemukan," ujar dia.

Titik operasi Baruna Jaya I, ia mengatakan saat ini memang berada di lokasi terakhir pesawat AirAsia QZ 8501 hilang kontak dengan ATC. Namun, operasi tentu dapat bergeser sesuai arahan Badan SAR Nasional (Basarnas).

"Kondisi cuaca saat Baruna Jaya I tiba di lokasi memang buruk. Kondisi gelap (tertutup awan mendung), tinggi gelombang dua hingga empat meter," ujar dia.

Multibeam echo sounder, ia mengatakan masih dapat bekerja baik dengan tinggi gelombang dua meter sehingga operasi pencarian badan pesawat langsung dilakukan. "Kalau dua meter gelombang tidak masalah karena kita juga biasa melakukan survei dengan tinggi gelombang tersebut".

Baruna Jaya I akan berhenti beroperasi jika ketinggian gelombang bertambah hingga lima meter. Karena, menurut dia, alat multibeam echo sounder tidak bisa bekerja baik.

Deputi Bidang Operasi Basarnas Tatang Zaenudin membenarkan kapal riset Baruna Jaya I BPPT sudah berada di lokasi dan sedang beroperasi mencari badan pesawat Air Asia QZ8501 yang jatuh pada Ahad (28/12/2014).

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement