Kamis 01 Jan 2015 09:31 WIB

Basarnas Dapat Pengakuan Internasional

  Sejumlah anggota Basarnas mengevakuasi jenazah korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501, di Lanud TNI AU Iskandar Pangkalan Bun, Kalteng, Rabu (31/12).  (AP/Achmad Ibrahim)
Sejumlah anggota Basarnas mengevakuasi jenazah korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501, di Lanud TNI AU Iskandar Pangkalan Bun, Kalteng, Rabu (31/12). (AP/Achmad Ibrahim)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris Raya dan Republik Irlandia, Hamzah Thayeb, menegaskan kinerja Tim Basarnas Indonesia dalam menemukan puing pesawat dan jasad para korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ 8501 mendapat pengakuan internasional.

"Alhamdulillah melalui usaha pencarian yang intensif selama tiga hari, kemudian Tim SAR Indonesia berhasil menemukan puing pesawat dan jasad para korban kecelakaan tragis," kata Dubes Hamzah Thayeb dalam doa bersama Masyarakat Indonesia yang berada di Kerajaan Inggris di KBRI London, Rabu malam (31/12).

Didampingi Wakil Dubes Harry Kandou dalam doa bersama lintas agama dari kalangan Islam, Katolik, Protestan dan Hindu, untuk korban kecelakaan pesawat Airasia QZ8501 itu. 

"Apa yang telah dilakukan Tim Barsanas bersama berbagai pihak dalam melakukan pencarian dan evakuasi para korban itu mendapat apresiasi internasional," katanya. 

Untuk itu, KBRI London mendukung inisiatif dari masyarakat Indonesia yang ingin menyelenggarakan doa bersama bagi para korban tragedi pesawat Air Asia QZ 8501 dan korban bencana lainnya yang terjadi Indonesia. 

"Kita memohon berkat Tuhan untuk seluruh pihak yang saat ini terus bekerja keras dalam mengevakuasi para korban," ujarnya.

Doa bersama lintas agama sehubungan dengan musibah yang menimpa pesawat AirAsia QZ8501 dalam penerbangan dari Surabaya ke Singapura itu dihadiri Ny Lastry Thayeb, Ny Miabella Kandou serta Kepala perwakilan Garuda London Jubi Prasetyo dan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Rizal Djaafara.

Dubes Hamzah Thayeb mengatakan acara temu warga utamanya untuk mengadakan doa bersama secara lintas agama bagi korban berbagai musibah yang menimpa Indonesia.

"Karena bertepatan dengan pergantian tahun 2014 maka malam ini juga baik sebagai malam refleksi, renungan dan harapan kita semua sebagai keluarga besar di perantauan," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement