REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Presiden Direktur Air Asia Indonesia Sunu Widyatmoko mengatakan keterlambatan Air Asia memberi pernyataan karena saat ini pihaknya fokus pada keluarga penumpang QZ8501.
Ia menegaskan pesawat QZ8510 dalam kondisi baik saat berangkat dari Surabaya menuju Singapura. Pesawat ini buatan tahun 2008.
"Pesawat dalam kondisi layak terbang," kata Sunu dalam konferensi pers di Bandara Juanda, Ahad (28/12).
Sunu menyebutkan 155 penumpang, 148 warga negara Indonesia, satu dari Inggirs, satu Malaysia, dan satu Siangpura. Sedangkan ada enam kru dengan dua pilot, satu mekanik dan empat pramugari dan pramugara. Enam kru berwarga negara Indonesia dan satu warga negara Prancis.
Sunu mengatakan Air asia telah menghubungi ke keluarga penumpang dan membantu semaksimal mungkin keluarga korban dalam melewati masa-masa sulit ini. Sunu mengatakan Air Asia telah menyediakan akomodasi dan transportasi bagi keluarga korban yang tinggal di luar kota Surabaya.
Sunu mengatakan keluarga penumpang dapat menghubungi Air Asia dinomor 02129270811. Air Asia juga terus memberi perkembangan di website mereka.
CEO Air Asia Tony Fernandes mengaku bahwa pihak maskapai mengetahui buruknya cuaca. Namun saat ini pihaknya tidak ingin berspekulasi mengenai penyebab hilangnya pesawat tersebut. Tony mengatakan Air Asia berfokus kepada keluarga korban dan berkoperasi dalam proses pencarian.
"Kita belum tahu apa yang terjadi, kita berfokus pada keluarga dan tetap berkoperatif dengan pemerintah Indonesia untuk proses pencarian," kata Tony.