REPUBLIKA.CO.ID, KEPULAUAN SERIBU - Bandara di Pulau Panjang, Kepulauan Seribu terbengkalai setelah pembangunannya tak lagi dilanjutkan. Saat ini kondisi bandara itu tidak terawat dan kerap digunakan para nelayan untuk menjemur ikan.
Bandara Pulau Panjang sudah berdiri sejak tahun 1973. Hanya saja saat ini tak lagi digunakan dan terakhir digunakan pendaratan pesawat komersial pada 1997.
Menurut informasi yang dihimpun Republika, sempat dilakukan perbaikan dengan membuat tanggung di sepanjang tepi pantai pada 2006. Namun proses pembangunan tersebut pada tahun 2009 terhenti dan tidak kembali dilanjutkan.
Akibat terhentinya pembangunan tersebut menyebabkan semak belukan dan pepohonan tubuh disekelilingnya. Ditambah, sepanjang satu kilometer bentangan landasan tersebut banyak nelayan yang menjembur ikan hasil tangkapannya.
Bupati Kepulauan Seribu, Asep Syarifudin menjelaskan, sejak terhentinya pembangunan Pulau Pajang sudah ditinggal penghuninya dan tidak diberdayakan oleh masyarakat. Tak heran nelayan menggunakannya sebagai kawasan untuk menjemur ikan.
Asep menambahkan, Kondisi tersebut membuat pemerintahan Kepulauan Seribu berupaya melakukan perawatan rutin. Apalagi sering kali landasan tertutup pepohonan.
Rencana kedepannya pemerintahan Kepulauan Seribu akan menggandeng investor swasta untuk melakukan perawatan dan pembenahah bandara. "Ada beberapa investor berminat. Namun kami masih mengkaji sistem Build Opration Transfer (BOT)/ sistem kerjasama. Kemungkinan tahun 2015 mendatang bandara akan kembali diaktifkan,"ujar Asep.
Terkait anggaran untuk pembangunan menurutnya bisa mencapai Rp 56 miliar. "Namun bila disertakan dengan fasilitas pendukung akan melebihi Rp 100 miliar,"tutup Asep.