REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Meteorologi dan Klimatologi, Geofisika (BMKG), Andi Eka Sakya mengungkapkan standar operasi yang sering dilakukan antara pilot dengan BMKG sebelum penerbangan dilakukan.
Menurutnya biasanya, para pilot akan membuat rencana terbang (Flight Plat), dengan bantuan informasi keadaan cuaca dari BMKG. "Keadaan itu, pilot sudah tahu, ada awan yang hitam, terang, dan sebagainya. Itu merupakan bagian dari peringatan dini untuk para pilot," kata Andi kepada ROL, Ahad (28/12).
Dari penerbangan pesawat Air Asia QZ8501, yang melayani rute Surabaya-Singapura ini, menurut Andi, BMKG sudah memberikan gambaran cuaca kepada pesawat tersebut sebelum beroperasi. Yaitu di daerah Belitung dan Kalimantan, ada awan yang sangat tebal, nama lainnya Cumolonimbus (CB).
Sehingga dengan itu, menurut Andi, seharusnya pesawat Air Asia sudah mengantisipasi hal tersebut. Dengan cara merubah jalur penerbangan, tidak boleh melewati awan CB itu. Kemudian, dari jalur yang sudah berubah tentunya, awak Air Asia bisa melakukan komunikasi dengan pihak-pihak terdekat.
Pilihan lainnya adalah menunda jadwal penerbangan sampai menunggu perkembangan cuaca. " Antisipasi seperti itu sudah rutin. Sebagai bagian dari SOP mereka," ucapnya.