REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo telah memperoleh laporan terkait musibah hilangnya pesawat AirAsia QZ 8501 saat dalam penerbangan dari Surabaya menuju Singapura, pada Ahad (28/12) pagi.
Sekretaris Kabinet (Seskab) Andi Wijayanto mengatakan begitu menerima laporan tersebut, Presiden Jokowi yang saat itu tengah melakukan kunjungan kerja di Papua, langsung mengumpulkan para petinggi TNI dan Polri.
"Setibanya di Sorong, Papua Barat, Presiden Jokowi langsung memanggil Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijanto, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, KSAU Marsekal Ida Bagus Putu Dunia, KSAL Laksamana Marsetio, Kapolri Jenderal Sutarman dan Kepala BIN Marciano Norman untuk memberi arahan tentang hilangnya pesawat AirAsia QZ8501," jelasnya.
Seperti diketahui, pesawat AirAsia dengan nomor penerbangan QZ 8501 itu hilang kontak di perairan Pulau Belitung dengan titik koordinat 03.22.46 LS dan 108.50.07 BT.
Pesawat membawa sebanyak 155 orang penumpang, dimana 16 orang di antaranya adalah anak-anak dan seorang bayi. Pesawat berangkat dari Bandara Juanda Surabaya pada pukul 05.12 WIB dan sejak itu terus mengikuti jalur penerbangan yang sebelumnya telah ditetapkan.
Pada pukul 06.12 WIB pesawat masih terlacak di ATC Jakarta dengan ketinggian 38.000 kaki dan pada pukul 06.18 WIB hilang pantauan dari radar dan dinyatakan hilang.