REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR-Pemandangan tak biasa dijumpai di Stasiun Bogor. Penumpang yang hedak keluar stasiun dikejutkan dengan puluhan anak yang berusia delapan sampai 13 tahun. Mereka menghampiri sejumlah penumpang sambil meminta agar diberikan kartu tiket KRL. "Om kartunya kepake ga om? Buat saya om. Kak kartunya kepake ga kak, buat saya kak," teriak salah satu anak bernama Suci Rayahu (9 tahun), Sabtu (27/12) Sore.
Suci mengaku jauh-jauh datang dari Kampung Panjang, Citayam, Kota Depok, untuk mendapatkan kartu tiket KRL yang akan ditukarkannya dengan uang Rp 5 ribu per kartu. "Aku sudah beberapa bulan jadi minta-minta kartu. Kalau pagi sekolah, sorenya ke stasiun. Uangnya dikumpulin untuk bantu keluarga,"katanya saat ditemui di Stasiun Bogor, Sabtu (27/12) Sore.
Selain himpitan ekonomi dikeluargannya, Suci juga mengaku terpaksa melakoni pekerjaan sehari-harinya itu untuk menambah biaya pendidikan sekolah. Pekerjaanya itu, tutur Suci, membuat dirinya kerap ketakutan bila diusir petugas keamanan stasiun. "Takut kalau dipelotintin terus disuruh pulang,"ungkapnya.
Seharinya, Suci dapat mengumpulkan enam sampai 11 kartu atau mengantongi uang sekitar Rp 30ribu sampai Rp 50 ribu. Selain di Stasiun Bogor, ia sering melakukan hal serupa di stasiun padat oleh penumpang yang hendak turun seperti Depok dan Ciyatam. Sampai hari ini usaha petugas pengamanan stasiun tidak membuat anak-anak tersebut jera. Bahkan dikemudian hari anak-anak kembali melakukan hal tersebut di pintu keluar stasiun.
Kasus Suci menambah marak pekerja anak di sejumlah kota ataupun daerah sehingga mencerminkan sikap kurang pedulinya pemerintah terhadap bertambahnya sederet kasus pekerja anak di Indonesia.c94