Jumat 26 Dec 2014 16:04 WIB

Pengamat: Partai Harus Berubah

Rep: c 89/ Red: Indah Wulandari
Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Demokrat.
Foto: Blog
Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Demokrat.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pengamat politik dari Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta Arie Sudjito menilai perubahan mekanisme pemilihan kepala daerah dari sistem paket bersama wakil berganti menjadi pencalonan tunggal tak perlu dipermasalahkan.

Menurutnya, yang harus menjadi fokus perhatian adalah menjauhkan proses pilkada dari kepentingan pragmatis partai politik serta para pemilih harus kritis melihat profil calon pemimpinnya.

"Menurut saya itu substansinya. Partai harus berubah. Pemilih harus kritis kedepan," kata dia kepada Republika, Jumat (26/12).

Arie menilai, mekanisme apapun hanya soal prosedural. Pada intinya, sistem pilkada yang sehat adalah menjauhkan politik transaksional parpol dan kader. Pemilih harus bisa mengukur calon pemimpinnya dengan idealisme sendiri, berdasarkan kebaikan dan track record positif yang sudah dilakukan.

Ia tidak memungkiri, ada potensi otoriter kepala daerah karena yang bersangkutan memilih wakil sendiri. Namun, terkait mekanisme terbaru ini, Arie melihat ada kecenderungan birokrasi mau berperan. Karena kategori yang dipilih harus menguasai hal tersebut, tanpa dukungan politik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement