REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Kaukus Perempuan Muda Nahdlatul Ulama (NU) Susianah Affandy mengatakan, pada saat para ibu banyak mengambil peran di ruang publik seperti bekerja, ternyata banyak hal yang memilukan terjadi dalam keluarga, Kamis, (25/12).
Menurut data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) 2012, kehamilan di luar nikah akibat seks bebas sebanyak 48,1 persen terjadi pada remaja usia 15 sampai 19 tahun. Di antara angka tersebut tingkat aborsi mencapai 2,5 juta di mana 800 ribu kali aborsi dilakukan oleh remaja.
Masalah kekerasan terhadap perempuan, ujar Susianah, masih sangat tinggi. Berdasarkan data Komnas Perempuan pada Maret 2013, terdapat 216.156 kasus kekerasan yang dialami perempuan. Pelakukanya orang-orang dekat, kerabat, keluarga, juga majikan.
Berdasarkan data-data tersebut, kata dia, sebaiknya program pemberdayaan perempuan kembali ke ruhnya. Yakni meningkatkan partisipasi perempuan, bukan memobilisasi mereka untuk kepentingan pembangunan.
Dengan hadirnya organisasi perempuan seperti Aisyiah dan Muslimat NU, lanjutnya, perempuan diberikan pendidikan yang baik untuk kehidupannya. Kalau dulu anggapan masalah domestik seperti kekerasan dalam rumah tangga tabu dibicarakan, dengan berorganisasi mereka berani mengungkapkannya.
Selain itu para perempuan juga berani membicarakan berbagai masalah kesehatan reproduksi, maupun hak dan kewajiban suami istri. Organisasi membuat mereka berdaya dan memiliki pengetahuan yang lebih baik serta berdaya.