Selasa 23 Dec 2014 20:13 WIB

Sebanyak 45 Persen Tanah DKI di Bawah Permukaan Laut

Rep: C97/ Red: Bayu Hermawan
Pemprov DKI Jakarta berencana menaikkan APBD senilai Rp 2,03 triliun dalam pembahasan APBD Perubahan 2010, ilustrasi
Pemprov DKI Jakarta berencana menaikkan APBD senilai Rp 2,03 triliun dalam pembahasan APBD Perubahan 2010, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi 45 persen tanah di Ibu Kota Jakarta sudah berada di bawah permukaan laut. Tentunya ini sangat berbahaya, terutama bagi ketersediaan air layak minum.

"Sebanyak 45 persen tanah Jakarta sudah berada di bawah permukaan laut," ujar Direktur Wahana Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Puput TD Putra kepada Republika, Selasa (23/12).

Ia menegaskan bahwa hal ini terjadi karena pembangunan yang dilaksanakan terus menerus. Walaupun belum ada perhitungan kapan Jakarta amblas ke dalam laut, aktivis Walhi itu menyebutkan hal tersebut dapat terjadi jika tidak ada penanggulangan lebih lanjut.

Menurutnya pemerintah harus melakukan pembatasan izin pendirian gedung. Selain itu masyarakat pun diharapkan mendukung gerakan pembangunan ruang terbuka hijau (RTH) dengan cara tidak menbangun rumah di taman.

Penurunan tanah Jakarta semakin bertambah parah dengan daya serap air yang hanya berkisar di angka 20 persen. Padahal daerah tetangga Jakarta masih bisa menyerap lebih dari itu.

"Bogor saja daya serap airnya bisa 45 sampai 50 persen," katanya.

Saat ini penurunan tanah di Jakarta mencapai dua hingga delapan centi meter per tahun. Ini merupakan angka yang tinggi. Hal tersebut bisa terjadi diakibatkan oleh pembangunan sumur bor yang berlebihan pada gedung berupa apartemen dan hotel.

Air tanah disedot sebanyak-banyaknya tanpa memperhatikan bagaimana dampaknya bagi lingkungan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement