REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Dalam kunjungan kerjanya ke Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Presiden Joko Widodo memberikan perhatian pada kebutuhan air di provinsi tersebut.
Karena itu, ia pun menegaskan dari 49 waduk yang direncanakan diseluruh Indonesia, bendungan pertama dibangun di NTT. Tak hanya itu, rencananya, pemerintah juga akan membangun enam waduk di NTT.
"Ini untuk mencukupi kebutuhan air baku warga sehingga bisa digunakan untuk minum dan pertanian," katanya, Sabtu (20/12).
Presiden mengatakan kebutuhan air di daerah itu memang besar dan harus dipenuhi untuk kebaikan masyarakat.
"Kebutuhan air baku di Nusa Tenggara Timur ini cukup besar karena di sini kering, maka konsentrasi kita pada waduk," papar Kepala Negara.
Jokowi berharap waduk seluas 147 hektar yang pembangunannya diperkirakan menelan biaya Rp710 miliar itu dapat menampung air di musim hujan dan mengalirkan air di musim kemarau bagi warga Nusa Tenggara Timur.
Sebelumnya, Kepala Tata Usaha Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara (NT) II Alex Leda memaparkan pembangunan Bendungan Reknamo menelan dana yang bersumber dari APBN sekitar Rp732 miliar lebih yang terdiri dari konstruksi sekitar Rp710 miliar lebih dan sisanya untuk supervisi/pengawasan, katanya.
Pembangunan bendungan tersebut menggunakan sistem multi-tahun dan untuk tahap pertama sesuai dengan kontrak dialokasikan anggaran sebesar Rp40 miliar.
Ia menjelaskan dari Reknamo ini dapat menyuplai air baku sebanyak 14,09 juta meter kubik. Nantinya air dari Reknamo akan berfungsi sebagai pemasok air baku bagi warga kabupaten Kupang 100 liter per detik.
Selain itu, untuk mendukung lahan irigasi sawah seluas 1.250 hektare, pengendalian banjir, pariwisata dan pembangunan pembangkit listrik tenaga makro hidro (PLTMH) sebesar 0,216 MW