REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan alat utama sistem senjata jenis "Multiple Launch Rocket System" (MLRS) yang dibeli oleh Angkatan Darat adalah yang terbaik. "Jadi begini yang dibeli Angkatan Darat adalah yang terbaik dan sudah teruji di daerah operasi," kata Gatot seusai penutupan Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Yong Moto Do KSAD Cup IV di Balikpapan, Kamis.
MLRS dari Avibras Industria Aerospacial asal Brazil untuk TNI Angkatan Darat ini mampu meluncurkan roket dengan jarak yang sangat jauh. Roket yang diluncurkan alat ini mampu menghancurkan area hingga dua hektare. "Alutsista ini ditempatkan di pusat pendidikan artileri medan (Armed) TNI AD dan Kostrad, tidak ditempatkan di perbatasan, pasti akan ribut," kata Gatot.
Gatot memastikan kualitas MLRS Brazil lebih baik ketimbang jenis MLRS buatan Roketsan Turki. "Saya sangat yakin kemampuan Astros II MLRS pabrikan Brazil lebih bagus dari MLRS buatan Rokestan asal Turki," ucapnya. Keyakinan itu didasari atas hasil uji coba MLRS. Alutsista tersebut sudah diujicoba secara berkesinambungan. "Setiap persenjataan yang dibeli Angkatan Darat adalah persenjataan yang sudah lebih dulu diuji di pertempuran atau sudah teruji di medan tempur," kata Gatot.
Sebelumnya, Kepala Pusat Komunikasi dan Publik (Kapuskom Publik) Kementerian Pertahanan, Kolonel Djundan, menegaskan MLRS buatan Roketsan Turki belum teruji bahkan belum digunakan di negara lain. "Adapun informasi yang menyebutkan bahwa Roketsan sudah digunakan di beberapa negara lain, hal tersebut adalah tipe atau jenis lain, bukan yang ditawarkan ke Kemhan, bahkan yang ditawarkan ke Kemhan itu masih dalam proses 'research and development approval'," imbuhnya.
Djundan menegaskan tidak mungkin TNI menggunakan alutsista yang belum teruji dan belum terbukti kemampuannya di medan perang. Fungsi utama Alutsista, menurutnya, adalah memperkuat pertahanan. Hal ini tentunya dilakukan dengan persenjataan yang sudah teruji.