Kamis 18 Dec 2014 16:24 WIB

Bupati Harap Susi Air Bantu Potensi Perikanan

Pesawat PK VVQ maskapai Susi Air
Foto: hurek.blogspot.com
Pesawat PK VVQ maskapai Susi Air

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Bupati Indragiri Hilir HM Wardan berharap maskapai penerbangan Susi Air yang mulai beroperasi di daerah pesisir Provinsi Riau ikut membantu mengembangkan potensi perikanan yang belum tergarap maksimal.

"Saya berharap maskapai Susi Air bisa membantu supaya ikan dan hasil laut dari Indragiri Hilir bisa lebih mudah dijual ke luar daerah, maupun mancanegara," kata HM Wardan di Pekanbaru, Kamis (18/12).

Ia mengatakan maskapai penerbangan Susi Air kini sudah melakukan ekspansi bisnis ke daerah ini. Dalam sepekan, maskapai tersebut baru melakukan satu kali penerbangan dengan rute Pekanbaru-Inhil melalui Bandara Tempuling.

"Ke depannya, saya harap frekuensi penerbangannya bisa ditambah dan juga membuka rute ke Batam khusus membawa hasil komoditas perikanan. Dan saya juga sangat berharap Menteri Perikanan dan Kelautan untuk bisa meninjau langsung potensi perikanan di Inhil," katanya.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Inhil, Urip Sukarno, mengatakan pemerintah setempat tengah mengkaji untuk membuat lapangan terbang (airstrip) sederhana khusus untuk membawa hasil perikanan. Lokasi "airstip" bisa ditempatkan di kawasan industri yang sedang dikembangkan oleh pemerintah setempat.

"Sebab, kami menyadari penerbangan untuk membawa barang hasil laut dengan membawa penumpang lebih bagus jika dibedakan," katanya.

Menurut dia, Pemkab Inhil terus berkoordinasi dengan Kementerian Perikanan dan Kelautan untuk mengoptimalkan hasil perikanan daerah. Apalagi, maskapai Susi Air merupakan perusahaan yang dirintis oleh Susi Pudjiastuti yang kini menjadi Menteri Perikanan dan Kelautan. Maskapai tersebut sejak lama memang juga digunakan untuk membantu pemasaran komoditas perikanan.

Peluang investasi bidang kelautan dan perikanan di Kabupaten Inhil terdiri dari penangkapan di perairan laut, budidaya air payau (tambak), budidaya laut (keramba jaring apung), budidaya air tawar (minatani) dan pengolahan tepung ikan.

Potensi perikanan tangkap di perairan laut sebesar 109,212 ton per tahun. Namun, tingkat pemanfaatan baru sebesar 35.277,76 ton per tahun atau 32,30 persen.

Bidang budidaya perikanan daerah ini memiliki potensi lahan untuk pengembangan budidaya tambak seluas 31.600 hektare (ha) dengan tingkat pemanfaatan 1.399 ha (4,42 persen). Sedangkan, budidaya air tawar (minatani) dengan potensi sebesar 1.657 ha baru dimanfaatkan sebesar 166 ha (10 persen).

Sementara itu, dibidang budidaya laut berupa pemeliharaan ikan didalam keramba jaring apung tersedia luas areal potensial yang dapat menampung sekitar 20.000 kantong keramba, dimana sampai saat ini belum termanfaatkan.

Selain itu, Inhil juga terbuka peluang investasi dibidang industri pembuatan tepung ikan/udang karena didukung dengan tersedianya bahan baku dari komoditi perikanan berupa ikan rucah yang cukup banyak yaitu sekitar 10.518,48 ton per tahun.

Urip Sukarno mengatakan saat Pemkab Inhil memiliki kawasan industri Kuala Enok seluas sekitar 880 ha, yang letaknya sangat sterategis berhadapan langsung dengan Selat Malaka, Laut Natuna dan Pelabuhan Samudera Kuala Enok. Pembangunan "airstrip" bisa berlokasi di tempat itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement