Rabu 17 Dec 2014 20:00 WIB

Relokasi Korban Tunggu Rekomendasi PVMBG

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Erdy Nasrul
 Kondisi tanah longsor di kawasan dataran tinggi Dieng, Banjarnegara, Jateng, Selasa (16/12).   (Antara/Anis Efizudin)
Kondisi tanah longsor di kawasan dataran tinggi Dieng, Banjarnegara, Jateng, Selasa (16/12). (Antara/Anis Efizudin)

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA--Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjarnegara masih menunggu hasil kajian tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) atas kelayakan kondisi pemukiman di Dusun Jemblung.

Hasil kajian ini sangat penting sebagai rekomendasi mana saja lokasi rumah warga yang masih layak untuk dipertahankan dan yang harus pindah dari lokasi terdampak tanah longsor ini. "Hari ini tim PVMBG telah merampungkan kajian lapangan dan masih penyusunan hasil kajian yang akan dipaparkan pada rapat koordinasi antara BPBD provinsi Jawa Tengah dengan BPBD Kabupaten Banjarnegara, Kamis (18/12) malam," kata Wakil Bupati Banjarnegara, Hadi Supeno, Rabu (17/12).

Meski begitu, lanjutnya, sampai hari ini Pemkab Banjarnegara belum  memutuskan tempat relokasi bagi warga Dusun Jemblung yang direkomendasikan pindah.

Namun sambil menunggu langkah- langkah yang bakal dilakukan ke depan,  Pemkab Banjarnegara telah menyiapkan tiga opsi hunian sementara (huntara) bagi para korban yang saat ini masih tinggal di pengungsian. Yakni menyewa rumah warga di wilayah terdekat, membuat bedeng- bedeng hunian dan mendirikan tenda besar seperti halnya para korban tanah longsor di Sijeruk. Namun opsi yang lebih manusiawi adalah menyewa rumah warga. "Selain lebih aman dan lebih privatif, dengan sewa rumah kondisi huntara juga tidak akan kumuh," tambahnya.

Sementara Dandim 0704/Banjarnegara, Letkol Inf Edy Rochmatullah menyampaikan, proses pemulihan infrastruktur perekonomian warga akibat bencana tanah longsor di Dusun Sijemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar telah rampung. Jalan utama penghubung Banjarnegara- Pekalongan ini sudah terbuka kembali dan siap dibuka kembali untuk  memulihkan akses ekonomi warga yang telah terhenti selama lima hari. Namun untuk menyempurnakan, pada Kamis pagi akan dilakukan pembersihan lumpur dengan penyemprotan air. Usai dibersihkan jalur penghubung ini sudah dapt dilalui. "Dibukanya jalur ini tak sekedar membula akses ekonomi. Namun diharapkan juga akan mempercepat proses pencarian korban yang masih tertimbun," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement