REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pemerintah belum merestui rencana PT Pertamina (Persero) untuk menaikkan tarif elpiji 12 kg. Pasalnya, Pertamina belum melakukan koordinasi dengan pemerintah terkait rencana kenaikan elpiji.
"Belum ada koordinasi dengan Pertamina. Kita akan lihat lagi bagaimana perkembangannya nanti," kata Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil di kantornya, Senin (15/12) malam.
Kendati begitu, Sofyan enggan memberi ketegasan apakah nantinya pemerintah akan menyetujui kenaikan elpiji 12 kg atau tidak. Pemerintah, kata Sofyan, harus lebih dulu melihat perkembangan harga gas di pasar internasional.
"Kita harus melihat terlebih dahulu bagaimana volatilitas harga gas. Yang pasti pemerintah punya kebijakan terkait hal ini (kenaikan harga elpiji 12 kg)," Sofyan mengatakan.
Mantan Menteri BUMN tersebut pun tidak ingin berandai-andai ketika ditanya apakah kenaikan elpiji 12 kg akan menambah beban masyarakat atau tidak. Maklum, beban hidup masyarakat baru saja bertambah dengan adanya kenaikan harga BBM bersubsidi yang sebesar Rp 2.000/liter.
Sebelumnya Direktur PT Pertamina Ahmad Bambang mengatakan bahwa kenaikan tarif elpiji 12 kg secara bertahap sudah sesuai dengan hasil konsultasi dengan menteri koordinator perekonomian era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono pada awal 2014. Saat itu, besaran kenaikan pada Januari 2015 disetujui sebesar Rp 1.500 per kg.