Selasa 16 Dec 2014 04:30 WIB

Warga di Daerah Rawan Longsor Harus Lebih Waspada

Presiden Joko Widodo meninjau lokasi bencana longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah, Ahad (14/12). (Antara/Idhad Zakaria)
Presiden Joko Widodo meninjau lokasi bencana longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah, Ahad (14/12). (Antara/Idhad Zakaria)

REPUBLIKA.CO.ID, SOLOK -- Anggota DPRD Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar) Patris Chan mengimbau warga yang tinggal di daerah rawan longsor meningkatkan kewaspadaan.

Patris Chan di Arosuka, Senin, mengatakan, peningkatan kewaspadaan ini agar bencana tanah longsor di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, yang menelan puluhan korban dan ratusan warga mengungsi tidak terjadi di Kabupaten Solok. "Sekitar seratus ribu warga Kabupaten Solok tinggal di daerah rawan longsor, jadi kami berharap masyarakat juga harus selalu waspada terhadap bahaya tersebut, seperti yang terjadi di Nagari Cupak beberapa waktu lalu," katanya.

Namun, katanya, saat terjadi tanah longsor di Nagari Cupak beberapa waktu lalu itu, tidak sampai terjadi korban jiwa. Ia mengatakan, tanah longsor tersebut menyebabkan jalan umum Nagari Cupak ke arah Nagari Koto Anau Kecamatan Lembang Jaya, terputus hingga dua puluh jam.

Ia menyebutkan, daerah rawan longsor di wilayah Kabupaten Solok diantaranya ada di nagari Cupak, Koto Anau, Sirukam, Surian, Lolo, Air Dingin, Tanjung Balit, Tanjung Alai, Sibarambang, Kuncir, Bukit Sileh, Batu Bajanjang, Sungai Lasi dan hampir seluruh nagari di kecamatan Tigo Lurah.

Kepada BPBD setempat, Patris Chan berharap agar ada imbauan bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana tersebut. "Selain itu, peran camat dan wali nagari di daerah masing-masing, sangatlah penting agar masyarakat tidak mengunduli hutan, sehingga tidak terjadi bahaya longsor yang bisa saja datang secara tiba tiba," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement