Senin 15 Dec 2014 17:09 WIB

Ini Analisis Penyebab Longsor Banjarnegara

Proses evakuasi jenazah korban longsor
Foto: twitter
Proses evakuasi jenazah korban longsor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengungkapkan hasil analisis penyebab longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

"Dusun Jemblung memang termasuk daerah rawan longsor," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Senin (15/12).

Sutopo mengatakan hasil analisis penyebab longsor bersama ahli dari Universitas Gajah Mada menunjukkan material penyusun bukit Telagalele terdiri dari endapan vulkanik tua. Akibatnya, solum tanah tebal dan mengalami pelapukan.

"Selain itu, kemiringan lereng lebih dari 60 persen, sementara mahkota yang longsor berada pada kemiringan lereng 60-80 persen," kata dia.

Hujan deras yang terjadi pada 10-11 Desember 2014 juga menyebabkan tanah jenuh dengan air. Selain itu, tanaman di atas bukit merupakan tanaman semusim dan tanaman tahunan yang tidak rapat.

"Budidaya pertanian tidak memikirkan konservasi tanah dan air, sehingga tidak ada terasering di lereng," lanjut dia.

Sutopo mengatakan pihaknya masih terus mencari 108 korban dari Dusun Jemblung yang tertimbun longsor. Hingga Senin pukul 13.00, BNPB telah menemukan 51 korban meninggal, sementara 57 sisanya masih dicari.

Ia menambahkan pencarian korban biasanya berlangsung selama tujuh hari sebelum diadakan evaluasi untuk memutuskan apakah pencarian akan dilanjutkan atau dihentikan.

"Setelah 14 hari kemungkinan korban selamat kecil, setelah itu evaluasi akan dibahas bersama warga setempat apakan akan dilanjutkan atau tidak," kata dia.

Dia mengatakan BNPB telah memberikan bantuan sebesar Rp300 juta untuk operasional penanganan darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarnegara.

"Kementerian PU Pera memberikan 12 alat berat dan 7 dump truck untuk membersihkan jalan dan evakuasi, sedangkan Kementerian Sosial memberi santunan Rp5 juta per kepala keluarga kepada ahli waris korban," papar dia.

Meskipun demikian, peralatan berat belum bisa dibawa ke lokasi longsor karena kondisi yang belum memungkinkan.

"Material masih lumpur, takutnya terjerumus," kata dia.

Oleh karena itu, dia menambahkan pencarian masih dilakukan secara manual yaitu dengan cangkul dan sekop. Para pengungsi, terutama 200 warga Dusun Jemblung, rencananya akan direlokasi ke tempat baru yang lebih aman.

"Tetapi tetap di kecamatan Karangkobar," kata dia.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement