REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA -- Sebanyak empat orang korban bencana alam tanah longsor di Dusun Jemblung Desa Sampang Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, hingga Senin (15/12) masih menjalani perawatan di Puskesmas Karangkobar.
Keempat pasien tersebut, yakni Sutopo, Wawan, dan Khotimah ketiganya warga Dusun Jemblung serta Parno warga Dusun Genting Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar.
Parno (39) mengatakan hingga hari keempat sejak tertimpa tanah longsor bagian dada dan tangannya masih sakit, sedangkan Wawan merasakan bagian kakinya yang memar masih sakit.
Ia menuturkankan saat terjadi longsor pada Jumat (12/12) sekitar pukul 18.00 WIB ia sedang mengemudi mobil bak terbuka dengan membawa 13 penumpang melewati lokasi kejadian.
"Tiba-tiba mobil saya dihantam batu dan tanah yang datang dari lereng, kemudian mobil kami terguling-guling," ungkapnya.
Ia menyebutkan dari 14 orang yang berada di mobil, sembilan orang di antaranya selamat, sedangkan lima orang lainnya meninggal.
Korban yang meninggal bukan hanya yang berada di bak belakang, katanya, yang duduk di bagian kabin pun ada satu korban meninggal.
"Kejadiannya cepat sekali, sebelumnya terdengar suara ledakan kemudian tiba-tiba material menghantam mobil kami dan mobil terguling-guling dan hancur," tuturnya.
Korban lainnya Wawan (20) mengatakan saat kejadian, dia bersama adiknya Dava sedang bermain di rumah neneknya. Sebelum terjadi longsor, ia juga mendengar suara ledakan tiga kali dari atas bukit kemudian muncul seperti abu dan api.
"Karena panik setelah mendengar suara ledakan kami kemudian berlari keluar rumah, ternyata dari atas ada longsoran. Tubuh saya terpendam longsoran sampai leher. Sedangkan adik, paman, serta kakek dan nenek saya terkubur longsor," ucapnya.
Pemuda penyandang disabilitas ini menuturkan berusaha keluar dari timbunan longsor sendirian dengan cara menggunakan tangannya.
"Tubuh saya terkubur sekitar delapan jam, setelah itu saya ditolong tim SAR," katanya.