REPUBLIKA.CO.ID, KOTABARU-- Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, mengakui telah banyak dibantu oleh media dalam mengusir kapal yang melakukan illegal fishing atau mencuri ikan di perairan Indonesia.
"Tanpa media, saya tidak bisa memaksa kapal-kapal yang melakukan illegal fishing pergi dari pelosok perairan Indonesia," kata Susi, di Kotabaru, usai melakukan penebaran benih Udang Windu, di Desa Sigam, Pulaulaut Utara, Kotabaru, Ahad.
Susi mengemukakan, sudah puluhan tahun potensi perikanan di periaran Indonesia dikeruk, nelayan tidak berdaya dibuatnya. Setelah ditangkap mereka pergi, begitu seterusnya. "Bahkan seakan-akan kita takut kepada mereka, pelaku pencurian ikan di perairan Indonesia," jelasnya.
Susi mengaku, sudah berhasil mengusir kapal-kapal pencuri ikan yang berasal dari Cina dan Thailand, Bahkan ada juga kapal yang berasal dari Papua Nugini. "Saya tidak takut kepada negara-negara tersebut, kalau maling tetap maling, bahkan Amerika sekalipun, kita akan berangus kapal pencuri ikan tersebut," ancamnya.
"Saat ini kapal asing yang beroperasi di perairan Indonesia hanya sekitar 138 unit, sebelum ada kapal asing yang ditenggelamkan mencapai 933 unit. Kita ingin perairan Indonesia bersih dari kapal-kapal pencuri ikan," terangnya.
Sementara itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan tercatat hingga November 2014 bersama tim gabungan lintas sektor berhasil menangkap hingga sebanyak 35 kapal ikan yang melakukan pencurian ikan di perairan Indonesia.
Jumat (5/12) siang, tiga kapal penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) menenggelamkan tiga kapal ikan asing yang melakukan pencurian di wilayah perairan Indonesia di perairan Tarempa, Anambas, Kepulauan Riau.
Ketiga kapal tersebut ialah Kapal Pemerintah Napoleon, Kapal Pemerintah Ketipas dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta Kapal Negara Bintang Laut dari Badan Koordinasi Keamanan Laut.