Sabtu 13 Dec 2014 17:31 WIB

'Saya tak Tahu, Kenapa Longsornya tidak Ada Suara Gemuruh'

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Mansyur Faqih
Longsor Banjarnegara.
Foto: Republika
Longsor Banjarnegara.

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA --  Bencana longsor Gunung Tlogolele yang kemudian menimpa Dukuh Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkorbar, terjadi tiba-tiba. 

Yanto (42 tahun), seorang warga Desa Sampang RT 1 RW 1 yang menyebutkan, bencana longsor tersebut tidak diserati dengan suara gemuruh yang biasa terjadi pada bencana longsor.

"Saya sendiri tidak tahu, kenapa tidak ada suara gemuruh. Biasanya, kalau terjadi longsor, biasanya terjadi suara gemuruh," katanya.

Hal ini karena pada dua hari sebelumnya, di sisi bukit lain di gunung yang sama, juga sempat terjadi longsor. "Tebing yang longsor saat itu, tidak sebesar sekarang. Tapi suara gemuruhnya, terdengar sampai jauh," katanya.

Kepala Desa Sampang, Slamet juga mengemukakan hal yang sama.

"Mungkin karena material yang longsor kebanyakan merupakan material tanah. Sehingga saat longsor tidak menimbulkan suara gemuruh. Berbeda pada longsor dua hari sebelumnya, saat itu material yang longsor membawa batu-batu besar," jelasnya.

Yang juga membedakan longsor kali ini dengan sebelumnya adalah angin kencang yang timbul. "Saat itu, desa kami seperti sedang terjadi angin puting beliung. Anginnya sangat kencang," jelas Slamet. 

Karena kondisi ini, kebanyakan warga yang agak jauh dari Dusun Jemblung tidak mengetahui bila telah terjadi longsor luar biasa. "Kami hanya tahu, aliran listrik tiba-tiba mati. Setelah ada laporan warga, kami baru tahu telah terjadi longsor yang menimbun rumah 35 KK warga kami," jelas Slamet.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement