REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Mantan menteri pendidikan dan kebudayaan (mendikbud), M Nuh membongkar evaluasi yang sudah dilakukan terhadap KTSP 2006. Ia membantah jika dalam perancangan kurikulum 2013 tanpa melakukan evaluasi terhadap KTSP 2006.
"Jadi, tidak benar kalau kita merancang Kurikulum 2013 tanpa melakukan evaluasi terhadap KTSP 2006, tapi sengaja kita rahasiakan untuk etika," kata Nuh di Surabaya, Kamis (11/12).
Menurut dia, hasil evaluasi mendasar KTSP 2006 adalah ketidaksesuaian dengan UU Sisdiknas, lalu evaluasi teknis terkait kesalahan materi, kesalahan ketrampilan, kesalahan metode dan sistem pembelajaran, dan kesalahan sistem penilaian.
"Kesalahan materi terkait kemampuan nalar dan analisa data yang lemah pada pelajar Indonesia sesuai hasil survei PISA dan TIMSS, karena itu kita benahi sistem hafalan menjadi sistem kreatif melalui tematik integratif," katanya.
Selain itu, materi sejarah untuk SMK tidak ada dalam KTSP 2006, materi budi pekerti dan karakter juga tidak ada, materi Bahasa Indonesia hanya dua jam pelajaran tapi Bahasa Inggris ada empat jam pelajaran, dan sebagainya.
Sementara itu, kesalahan dalam ketrampilan adalah menyederhanakan ketrampilan dengan prakarya, padahal ketrampilan itu juga menyangkut ketrampilan berpikir.
Ia menyarankan kepada Mendikbud Anies Baswedan untuk melakukan langkah bijak. Yakni melakukan evaluasi sesuai roadmap (bertahap), meningkatkan penguatan guru, dan hindari langkah mubazir untuk lembaga pendidikan yang sudah siap dan buku yang sudah tercetak.