Selasa 09 Dec 2014 17:01 WIB

Pengeboman Kapal Pencuri Ikan Dianggap tak Berpengaruh pada Nelayan

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Indah Wulandari
Nelayan menata keranjang berisi ikan siro untuk dilelang di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pelabuhan Tegal, Jateng, Selasa (2/12).
Foto: Antara/Oky Lukmansyah
Nelayan menata keranjang berisi ikan siro untuk dilelang di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pelabuhan Tegal, Jateng, Selasa (2/12).

REPUBLIKA.CO.ID, DEMAK -- Nelayan di Kabupaten Demak mengapresiasi ketegasan pemerintah yang berani menenggelamkan kapal nelayan pencuri ikan. Namun, mereka lebih berharap pemerintah segera menyelesaikan masalah harga bahan bakar minyak yang masih menjadi persoalan krusial.

 

“Keberadaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) lebih menyentuh kepentingan nelayan Demak,” ungkap nelayan Moro, Bonang, Kabupaten Demak, Juned, Selasa (9/12).

 

Menurut dia, langkah pemerintah yang ingin menegakkan kedaulatan laut Indonesia dengan menenggelamkan kapal pencuri ikan cukup berani.

 

Namun, bagi nelayan di Kabupaten Demak, cara itu tak berpengaruh sama sekali. Lantaran area perairan yang dijarah nelayan asing di luar jangkauan mereka.

 

Sementara, tegasnya, para nelayan di Kabupaten Demak sampai saat ini masih menghadapi persoalan ketersediaan BBM untuk melaut. Tiga SPBN di Kota Wali ini hanya berkapasitas maksimal 1 juta kiloliter solar per tahun.

Sedangkan kebutuhan solar bersubsidi nelayan di Kabupaten Demak per tahun mencapai 2 juta kiloliter solar untuk memenuhi bahan bakar kapal nelayan di Moro dan Wedung.

“Jadi kalau ditanya pengaruh yang sudah dirasakan terkait sikap pemerintah, kami belum bias menjawab, karena memang pengaruhnya bulum ada,” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement