Senin 08 Dec 2014 19:49 WIB

Batu Akik Asal Bengkulu Dihargai Rp 2 Miliar

Batu akik
Foto: bakulakik.com
Batu akik

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Dalam setahun terakhir batu akik tengah digandrungi masyarakat. Motif dan bentuk batu yang beragam menentukan harga jual batu. Bahkan di Bengkulu ada batu akik yang dihargai Rp 2 miliar.

"Batu akik ini bernama, Pictorial Agate Badar Pemandangan, motifnya berupa pemandangan pantai, dan sudah menang pada kompetisi tingkat nasional," kata pemilik batu akik, sekaligus pelestari batu mulia Indonesia asal Bengkulu, Chandra Nanda Satria, di Bengkulu, Senin (8/12).

Ia mengatakan, batu akik miliknya tersebut, memenangkan kontes Indonesian Gemstone Competition, pada November 2014 lalu. "Batu ini juga sudah diikutkan pada pameran yang digelar di Cina, pada saat gelaran itu, ada yang menawar dengan harga yang cukup tinggi, tetapi belum kami lepas," ucap dia.

Langkanya motif batu tersebut menjadi alasan mengapa Chandra enggan menjual. "Batu motif pemandangan ini dibagi menjadi tiga keping, dua keping sudah dijual dengan harga Rp 250 juta dan Rp 150 juta. Satunya ini, kami simpan untuk kompetisi dan berharga Rp 2 miliar," kata dia.

Batu akik yang dibuat persegi empat layaknya liontin itu, bergambar pemandangan pada dua sisi, yakni sisi depan dan belakang. "Batu ini asli kekayaan alam Provinsi Bengkulu. Saat ini batu akik asal Bengkulu sudah menjadi tren dan diakui secara nasional," kata dia.

Dia mengatakan, batu akik asal Provinsi Bengkulu yang menjadi tren di Indonesia saat ini, yaitu, Red dan Yellow Rafflesia, yang diambil dari Kabupaten Bengkulu Utara. "Untuk harga bervariasi dari Rp 100 ribu hingga Rp 700 ribu per unit, dan untuk motif khusus harganya bisa lebih mahal, tergantung kualitas batu dan motifnya," kata Chandra.

Sementara itu, daerah peminat selain Bengkulu, kata dirinya, batu akik hasil karya rumah kerajinan miliknya juga didistribusikan ke DKI Jakarta, Bali serta seluruh wilayah Sumatra. "Paling banyak kita kirim ke Jakarta dan Bali, baik dalam bentuk hasil jadi atau bahan baku, kalau untuk sebarannya sudah mencapai daerah timur Indonesia," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement