Ahad 07 Dec 2014 19:05 WIB
Munas Golkar Tandingan

Ini Tiga Alasan Poros Muda Golkar Hadiri Munas Ancol

Rep: C01/ Red: Citra Listya Rini
Partai Golkar
Foto: ANTARA
Partai Golkar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  --  Juru Bicara Poros Muda Partai Golkar (PMPG) Andi Sinulingga menyatakan ada alasan khusus mengapa PMPG menghadiri Musyawarah Nasional (Munas) Golkar di Ancol. Menurut Andi, Munas Golkar di Ancol ini merupakan wujud dari tiga khitah Partai Golkar.

Salah satu khitah atau landasan perjuangan Partai Golkar yang diwujudkan dalam Munas Ancol ialah khitah "suara Golkar suara rakyat". Andi menilai Munas Ancol pro dan menyelamatkan hak rakyat untuk memilih pemimpinnya sendiri. "Sementara Munas Bali merampas hak rakyat itu," kata Andi di Jakarta, Ahad (7/12).

Khitah Partai Golkar lainnya yang diwujudkan melalui Munas Ancol ini ialah khitah Golkar sebagai partner pemerintahan. Sepanjang sejarah Partai Golkar, jelas Andi, Golkar selalu bersama pemerintah membangun bangsa. Pemerintah dan Golkar senantiasa berjuang bersama-sama untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.

Ia menilai Munas Bali justru melemahkan khitah ini dengan menjadi oposisi pemerintah. Hal ini dapat menciptakan situasi yang cenderung tak sehat dalam menciptakan stabilitas politik nasional. " Munas Jakarta (Ancol) memperkuat tradisi itu," lanjut Andi.

Khitah terakhir yang diwujudkan dalam Munas Ancol ialah khitah "ikut menumbuhkan kultur politik yg sehat". Andi menyatakan salah satu wujud dari khitah tersebut ialah, Munas Golkar di Ancol akan menghormati perjanjian yang telah ditandatangani di atas materai dengan Partai Demokrat dan Susilo Bambang Yudhoyono selaku presiden pada masa itu.

Sebaliknya, Andi menilai Munas Bali justru membuat politik menjadi kotor, seolah tiap pihak bisa saja berkhianat atas sebuah kesepakatan politik.  Berdasarkan ketiga hal itulah kemudian Andi beserta para anggota PMPG tetap menghadiri Munas Golkar Ancol, Jakarta.

Andi menyatakan dengan menghadiri Munas Ancol ini merupakan satu-satunya cara untuk menyelamatkan Partai Golkar untuk kemvali pada khitahnya. "Kami kaum muda tak ada pilihan lain," ujar Andi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement