REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M Nuh menganggap Mendikbud baru Anies Baswedan terburu-buru dalam mengambil sikap soal Kurikulum 2013 (K-13). Menurut Nuh, K-13 disiapkan selama dua tahun lamanya sebagai hasil kerja keras banyak pihak.
“Saya dianggap tergesa-gesa memberlakukan K-13. Apakah menggambil keputusan hanya dalam dua bulan (menjabat) tidak tergesa-gesa? Itu super tergesa-gesa menurut saya,” kata Nuh ketika dihubungi di Surabaya, Ahad (7/12).
Nuh mengaku hingga hari ini dia tidak habis pikir Mendikbud baru menyetop K-13. Menurut Nuh, harus dipastikan, apakah alasan pengehntian K-13 bersifat substantif atau teknis.
“Kalau substantif tidak kena, karena ada yang diizinkan menggunakan K-13, yakni sekolah prototipe. Dugaan saya, yang dipersoalankan itu teknis, seperti kesiapan guru dan bahan ajar,” ujar Nuh.
Salah satu yang dianggap sebagai hambatan, menurut Nuh, adalah kompetensi guru. Dia berpendapat, perlu dipastikan bagian mana yang mengalami kesulitan. Menurut Nuh, berdasarkan hasil evaluasi dia, kendala yang paling umum dihadai guru adalah kesulitan dalam mengevaluasi.
“Itu sudah kita duga. KTSP menggunakan kuantitaif numerik. Sekarang harus diubah, kita masukan penilaian sikap, dengan menggunakan cara kualitatif deskriptif. Iya banyak yang kesulitan, tapi kalau dibiasakan, pasti bisa. Pandangan saya, untuk yang siap disilakan lanjut, yang belum siap sgera dibantu agar siap,” ujar dosen Institut Teknologi Sebelas Nopember (ITS) Surabaya itu.