Sabtu 06 Dec 2014 20:45 WIB

Di Madiun, Harga Kebutuhan Pokok Meroket

  Pekerja memindahkan beras di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Selasa (30/9). (Republika/ Yasin Habibi)
Pekerja memindahkan beras di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Selasa (30/9). (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- Harga sejumlah kebutuhan bahan pokok di pasar tradisional yang ada di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, naik signifikan akibat berbagai penyebab.

Kepala Bagian Perekonomian Pemerintah Kabupaten Madiun, Yudi Hartono, Sabtu, mengatakan, dari 19 kebutuhan bahan pokok, terdapat tiga komoditas yang harganya mengalami kenaikan mencolok. "Ketiga komoditas itu meliputi cabai rawit, cabai merah besar, dan telur ayam. Sedangkan komoditas lain juga terpantau naik namun masih wajar," ujar Yudi kepada wartawan.

Menurut dia, kenaikan harga komoditas tersebut terjadi bukan semata-mata karena kenaikan harga BBM, melainkan juga akibat anomali cuaca dan stok barang yang berkurang di pasaran. "Naiknya harga karena pengaruh panen kurang maksimal. Apalagi, daerah kita bukan sebagai sentra penghasil," kata dia.

Untuk mengawasi harga, pihaknya melakukan pemantauan di sejumlah pasar tradisional. Terlebih setelah pemerintah menaikkan harga BBM. Pemantauan di antaranya dilakukan di Pasar Dolopo, Pasar Sukolilo Jiwan, dan Pasar Mejayan Baru (PMB).

Seperti harga cabai rawit/kecil di Pasar Dolopo naik dari semula Rp48 ribu per kilogram menjadi Rp50 ribu/kg dan cabai merah besar naik dari semula Rp48 ribu menjadi Rp60 ribu/kg. Kenaikan sama terjadi di PMB.

Sedangkan di Pasar Sukolilo, kenaikan terjadi pada komodias beras jenis IR 64 dari semula Rp7.500 menjadi Rp8.500/kg. Telur ayam dari semula Rp15 ribu menjadi Rp17 ribu/kg, cabai rawit/kecil dari semula Rp42 ribu menjadi Rp50 ribu/kg.

Ia menambahkan, untuk memantau perubahan harga komoditas di pasaran, pihaknya dalam waktu dekat mengadakan rapat koordinasi dengan Badan Pusat Statistik, Bank Indonesia, serta SKPD terkait. "Kenaikan harga komoditas yang tidak terkendali akan berdampak pada terjadinya inflasi di daerah bersangkutan. Karena itu harus diawasi dan dikendalikan," kata Yudi yang juga merupakan anggota tim dari Pengendali Inflasi Kabupaten Madiun.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement