Senin 01 Dec 2014 15:24 WIB

Konvoi Kemanusiaan Rusia Telah Kembali ke Negaranya

Rep: C84/ Red: Julkifli Marbun
Ukraina
Ukraina

REPUBLIKA.CO.ID, ROSTOV -- Kementerian Situasi Darurat Rusia menyatakan bahwa konvoi bantuan kemanusiaan ke sejumlah wilayah di Ukraina  Timur telah kembali ke Rusia pada Ahad (30/11) kemarin.

Seperti dilansir Kantor Berita Rusia, ITAR-TASS, pada Senin (1/12), Perwakilan Kementerian Situasi Darurat Rusia, Oleg Voronov mengatakan semua truk konvoi yang memberikan bantuan kemanusiaan di Donetsk dan Lugansk telah kembali ke wilayah Rostov.

Ia menyatakan bahwa misi Rusia dalam memberikan bantuan kemanusiaan telah berhasil. Lebih dari 60 truk yang membawa sekitar 800 ton bantuan kemanusiaan ke Donetsk.

Sedangkan 40 truk lainnya memberikan 400 ton bantuan ke Lugansk. Bantuan kemanusiaan yang diberikan meliputi bahan bangunan dan makanan, seperti daging kaleng dan ikan dan susu kental.

Ini adalah konvoi kemanusiaan kedelapan Rusia di Ukraina Timur sejak 16 November. Tujuh konvoi kemanusiaan sebelumnya berhasil memberikan sekitar 9.500 ton bantuan kemanusiaan seperti bahan bangunan, bahan makanan dan obat-obatan.

Sementara itu, Juru Bicara militer Ukraina, Andriy Lysenko menuduh bahwa konvoi truk kemanusiaan hanyalah akal-akalan Rusia semata. Ukraina menilai truk-truk tersebut membawa senjata dan amunisi untuk diberikan kepada pemberontak di Ukraina.

Selain itu, ia menambahkan bahwa Rusia memasuki negaranya tanpa izin. "Bagian terbesar dari bantuan kemanusiaan adalah menyalurkan bantuan ke pemberontak,  sebagian dalam bentuk makanan, tapi sebagian besar adalah amunisi, peralatan dan hal-hal lain untuk operasi tempur," ujarnya dilansir RT Rusia secara terbuka mengakui telah  mengirimkan truk, tetapi menyangkal bahwa mereka membawa bantuan militer untuk pemberontak.

Media Rusia melaporkan bahwa konvoi tersebut memberikan bahan makanan dan bangunan kepada penduduk yang dikuasai pemberontak Donetsk.Lysenko kepada Reuters mengatakan bahwa tiga personel militer Ukraina dan seorang warga sipil berusia 82 tahun telah tewas dalam 24 jam terakhir.

Dia juga mengatakan posisi Ukraina di Mariupol, kota strategis di Laut Azov,  berada di bawah serangan pemberontak.Mengutip VOA News, Sebuah laporan PBB awal bulan ini mengatakan lebih dari 4.300 orang telah tewas dan lebih dari 9.900 terluka konflik Rusia dan Ukraina dari pertengahan April hingga November. Pemantau PBB juga melaporkan jumlah pengungsi telah meningkat tajam menjadi hampir 467.000 orang, termasuk 19.000 orang dari Crimea.

Selain itu, dikatakan juga bahwa hampir setengah juta orang lainnya telah menyeberang ke Rusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement