REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra kerap mengkritik kebijakan Presiden Jokowi. Dampaknya, Yusril banyak mendapat kecaman dari pendukung Jokowi.
Ketika mendapat pertanyaan dari akun @RusminToboali, mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menilai apa yang dilakukan Yusril merupakan hal wajar. "Kita tak bisa berharap dipuji semua orang," katanya melalui akun Twitter, @mohmahfudmd.
Menurut Mahfud, seorang yang berani terjun di dunia politik pasti bakal ada yang tak menyukainya. "Sehebat apa pun seorang tokoh, pasti ada yang membencinya. Berani jadi tokoh atau opinion maker, harus siap menghadapi hantaman dari orang tak waras," kata guru besar Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta itu.
Mahfud menyatakan, setiap tokoh yang tampil di panggung politik Indonesia pasti menimbulkan pro kontra. Dia mencontohkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Gus Dur, Jokowi, Jusuf Kalla, dan Amien Rais yang kerap menerima kritik tajam dari lawan politiknya.
"Pujian dan cercaan pasti datang pada tokoh. Coba track: SBY, GD, Jkw , JK, AR. Mereka selalu dipuji oleh pendukung2nya, dibully oleh lawan-lawannya," kata mantan menteri pertahanan itu.
Karena itu, kata dia, kalau Yusril diserang lantaran gagasannya, mantan menteri sekretaris negara tersebut memiliki pengaruh luar biasa. "Jadi kalau @Yusrilihza_Mhd dibully karena opininya, berarti dia seorang tokoh besar. Makin besar ketokohannya, makin banyak pengritiknya."
Info seputar sepak bola silakan klik di sini