REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar Aburizal Bakrie menegaskan Presidium Penyelamat Partai merupakan kudeta inkonstitusional yang melanggar konstitusi partai. Karena itu ia mengajak kader Golkar yang berseberangan untuk kembali ke jalan yang benar.
"Saya himbau kepada kader-kader yang membentuk Presidium Penyelamat Partai, kepada mereka saya ajak untuk kembali ke jalan yang benar, bernaung dibawah pohon beringin," kata Ketum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) pada pembukaan Munas IX PG di Denpasar Bali, Ahad malam (30/11).
Lebih lanjut Aburizal menjelaskan bahwa cara-cara yang dilakukan Presidium adalah kudeta inkonstitusional karena melabrak konstitusi partai. Menurut Aburizal, kebijakan partai tak bisa diputuskan oleh seseorang dengan cara-cara premanisme, intimidasi dan cara kekerasan.
"Mungkin diantara mereka ada niat yang baik, namun niat yang baik tak akan tercapai jika dilakukan dengan cara-cara premanisme yang bersifat destruktif," kata Aburizal.
Aburizal menegaskan Agung Laksono, Priyo Budi Santoso maupun Agun Gunandjar telah meminta sesuatu yang tak mungkin bisa berikan. Karena tambah Aburizal apa yang mereka minta tidak ada dalam kewenangannya.
Aburizal menjelaskan Rapimnas di Yogyakarta telah memutuskan Munas PG ke IX dilaksanakan pada 30 Nopember-3 Desember 2014. "Presidium adalah cara-cara ekstrim yang inkonstitusional. Saya himbau marilah kembali ke jalan yang benar, kita kembali saling memaafkan," kata Aburizal.
Aburizal menegaskan PG merupakan partai senior yang telah berusia 50 tahun, karena itu Aburizal mengajak seluruh kader PG mampu berpolitik secara matang dan dewasa. "Golkar partai yang solid dan tak bisa dipecah-pecah oleh siapapun. Saya apresiasi seluruh kader. PG adalah pohon beringin yang besar dan rimbun dengan akarnya yg kuat. Sehingga tidak bisa ditumbangkan oleh angin ribut apapun," kata Aburizal Bakrie.