Sabtu 29 Nov 2014 23:34 WIB

November-Maret Bulan Siaga Darurat Bencana

Rep: edy setiyoko/ Red: Damanhuri Zuhri
Jalan longsor.   (ilustrasi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Jalan longsor. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Informasi ini penting seputar bencana selama musim hujan tiba.  Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukoharjo, Jateng, menetapkan selama kurun waktu November 2014 hingga Maret 2015 merupakan Bulan Siaga Darurat Bencana (BSDB).

 

Sebagaimana diketahui, pada bulan sepanjang kurun November hingga lima bulan berikutnya, sering terjadi bencana alam. Seperti, angin kencang, tanah longsor dan banjir. Sehingga harus dilakukan antisipasi sedini mungkin.

 

Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Sukoharjo, Agus Diyanto, Sabtu (29/11), mengatakan, saat ini SK pemberlakuan bulan siaga darurat bencana sedang dalam proses penyusunan.

''Jika sudah siap, nanti ditandatangani Bupati Sukoharjo sebagai dasar dilakukannya kegiatan penanggulangan prabencana,'' katanya.

 

Berdasarkan pengalaman kejadian tahun-tahun sebelumnya, penanganan prabencana selalu menemui kendala.

Sehingga untuk tahun ini, sebagai langkah antisipatif BPBD menetapkan bulan November hingga Maret sebagai bulan siaga darurat bencana.  ''Ini agar lebih terkordinasi saat penanganan bencana jika sudah terjadi,'' jelas Agus Diyanto.

 

Dijelaskan, pada bulan-bulan itu, sering terjadi bencana angin kencang, banjir dan tanah longsor. Sehingga dibutuhkan kesiapsiagaan sejak dini. Ini guna meminimalisasi korban.

 

Dengan SK dari Bupati Sukoharjo diharapkan kerjasama antarinstansi terkait bisa lebih mudah terkoordinasi. Dan, penanganan bencana alam bisa lebih maksimal.

 

Agus berharap, seluruh pemangku kepentingan penanganan bencana alam meningkatkan koordinasi.

Seperti, SAR, PMI, organisasi relawan, organisasi kemasyarakatan (Ormas), Pramuka, unsur TNI dan Polri. Kinerja penananganan bencana di bawah koordinas BPBD.

 

Penanganan bencana alam tak bisa berjalan sendiri-sendiri. Semua harus dikoordinasi supaya terjadi sinkronisasi di lapangan. Sehingga penanganan bencana berjalan simultan, sinergis, dengan hasil kerja maksimal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement