REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Tujuh rumah di Desa Pagaran Honas, Kecamatan Badiri, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Kamis sekitar pukul 08.00 WIB tertimpa tanah longsor dan tidak ada korban jiwa pada peristiwa bencana alam tersebut.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tapteng, Bonaparte Manurung saat dihubungi Antara dari Medan, mengatakan longsor tersebut terjadi akibat hujan turun sangat lebat pada Rabu (26/11) malam.
Longsor di Pagaran Honas itu, menurut dia, material tanah yang bercampur batu berukuran besar yang berasal dari pegunungan daerah tersebut tiba-tiba mengalami amblas dan menghantam rumah warga.
"Saat terjadinya fenomena alam itu, penduduk dalam keedaan bangun, dan ketika longsor mereka dengan cepat menyelamatkan diri, sehingga tidak ada yang cidera," ujarnya.
Bonaparte mengatakan, akibat longsor itu, tujuh rumah penduduk mengalami rusak berat dan menghancurkan seluruh peralatan isi rumah.
Selain itu, sepanjang 150 meter material tanah dengan kedalaman 2 meter menutupi badan jalan di Desa Pagaran Honas, Tapteng.
Tim SAR (Search And Rescue) yang dibantu puluhan persone TNI AD, petugas BPBD Tapteng dan masyarakat setempat telah membersihkan tanah yang menutupi rumah warga dan badan jalan.
"Saat ini, petugas TNI AD yang langsung dipimpin Komandan Kodim 0211/Tapanuli Tengah Letkol Inf Indra Kurnia masih bekerja keras membersihkan tumpukan tanah yang mengganggu arus lalu lintas di jalan raya tersebut," kata Kepala BPBD Tapteng.
Sebelumnya, peristiwa longsor di Desa Sibiobio, Kecamatan Sibabangun, Kabupaten Tapteng, Jumat (21/11) sekitar pukul 19.00 WIB lima orang warga hilang dan hanyut di Sungai Garoga, serta seorang bayi Maiya Zebua (4 bulan).
Sedangkan, empat korban longsor itu, telah ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa lagi, Sabtu (22/11) siang.
Keempat korban yang meninggal dunia itu, yakni Saut Marito Zebua (28), Dalizato Zebua (20), Yunita Telaumbenua (20) dan Kaani Telaumbenua (18) merupakan warga Desa Sibiobio.
Korban longsor bayi Maiya Zebua (4 bulan) ditemukan Tim SAR dan prajurit TNI AD di Sungai Garoga, Rabu (26/11) sekira pukul 12.00 WIB, dalam keadaan tidak utuh dan hanya berupa tangan dan kaki.
Jenazah korban tersebut telah dikebumikan pihak keluarganya di Desa Sibiobio.
Selain merengut korban jiwa, jalan juga mengalami longsor sepanjang 500 meter dan berada di delapan titik.
Kedalaman longsor tersebut mencapai 5 - 20 meter dan lebar tiga meter.