Kamis 27 Nov 2014 11:30 WIB

Jokowi Diminta Tiru Cara Komunikasi Politik SBY

Presiden Jokowi dan Wapres JK.
Foto: AP Photo
Presiden Jokowi dan Wapres JK.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Institut Madani Nusantara, Nanat Fatah Natsir, mengatakan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla perlu belajar dan mencontoh pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam menjalin hubungan dengan DPR, partai, dan tokoh-tokoh politik nasional.

"Yudhoyono mampu membangun komunikasi politik dengan DPR, partai politik, dan tokoh-tokoh nasional secara cantik, sabar, tekun, dan merendah. Itu juga dilakukan terhadap lawan-lawan politiknya," kata Nanat Fatah Natsir dihubungi di Jakarta, Kamis (27/11).

Presidium Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) itu mengatakan Yudhoyono juga mampu membangun hubungan yang kondusif antarlembaga negara. Karena itu, meskipun tetap ada pihak yang menolak, kebijakan pemerintahan Yudhoyono tetap bisa dijalankan.

"Yudhoyono juga mampu membedakan mana kepentingan partai dengan kepentingan publik. Karena itu, meskipun menjabat ketua umum partai, sebagai presiden dia tetap bisa berdiri netral," tutur mantan rektor UIN Bandung itu.

Nanat menyayangkan konflik politik yang terjadi belakangan ini. Dia mengatakan akhir-akhir ini situasi politik, yaitu hubungan antara pemerintah dan DPR kurang kondusif sehingga dikhawatirkan akan mengganggu pemerintahan.

Karena itu, Nanat menyarankan Jokowi-JK untuk belajar dari Yudhoyono dalam hal menjalin hubungan dengan lembaga-lembaga negara dan partai politik.

Sebelumnya, di kalangan wartawan beredar surat yang berisi instruksi Presiden Joko Widodo kepada menteri-menteri Kabinet Kerja untuk tidak menghadiri rapat-rapat bersama DPR sebelum permasalahan di parlemen diselesaikan.

Surat tertanggal 4 November 2014 yang ditandatangani Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto itu disayangkan sejumlah pihak. Dikhawatirkan surat tersebut bisa memperkuat interpelasi yang saat ini sedang digagas di DPR.

Sejumlah anggota DPR menggagas interpelasi terkait kebijakan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi menjadi Rp 8.500 per liter untuk premium dan Rp 7.500 per liter untuk solar.

Info seputar sepak bola silakan klik di sini

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement