Rabu 26 Nov 2014 01:01 WIB

Siswa Enggan Pasang Foto Presiden Jokowi karena Naikkan BBM

Rep: C97/ Red: Erdy Nasrul
Pelajar
Foto: Republika/Yasin Habibi
Pelajar

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Beberapa sekolah dasar dan menengah di Daerah enggan memasang foto dua orang penting di depan kelas seperti biasanya. Alasan mereka beragam. Dari mulai merasa tidak percaya diri (PD) hingga belum membeli fotonya.

Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Ahmad Nurodin Guru salah satu SMAN di Garut dalam status Facebooknya. "Kejadian nyata di sebuah sekolah. Guru : Anak-anak cepat pasang itu foto Presiden. Murid : Enggak mau Pa. Enggak PD masangnya. Guru : Kenapa? Jangan gitu kalian teh, gitu-gitu juga Presiden kalian. Murid : Enggak mau ah Pa. Soalnya yang satu peot, yang satu sudah kakek-kakek. Ditambah BBM naik. Saya naik angkot ke sekolah mogok lagi. Guru : beuuh".

Peristiwa serupa pun terjadi di SDN Mongor, Kabupaten Garut. Setelah lebih dari dua bulan pemimpin negeri dilantik, hingga sekarang foto Presiden dan Wakil Presiden belum juga dipasang. Alasannya tidak jauh berbeda dengan apa yang dialami Ahmad.

Namun di sekolah dasar tersebut guru pun ikut malas memasang foto presiden. Sehingga yang tersisa hanyalah gambar garuda sendiri di dinding atas papan tulis. Aksi ini dilakukan ataa dasar kekecewaan para siswa dan guru karena kebijakan presiden yang dinilai tidak memihak rakyat. "Ongkos angkot ke sekolah kan naik gara-gara BBM naik. Padahal uang saku mah tetep aja enggak nambah" kata Farli, murid SMP PGRI Limbangan Garut, Senin (24/11).

Sebagai bagian dari penduduk provinsi Jawa Barat, keluarga Farli justru mengaku bahwa bantuan sekolah banyak datang dari Pemerintah Provinsi bukan dari pusat. Makka itu orang tuanya ikut kecewa dengan kenaikan BBM. Sebab dampaknya bagi pendidikan dari kenaikan terdahulu pun tidak begitu terasa.

Lain halnya dengan pengakuan Fahmi Dini Mahasiawa Kedokteran Universitas Padjadjaran, ia berkata, "Kemarin di aula kampus saya juga belum ada foto presiden dipasang". Fahmi tidak tahu menahu apa alasan kampusnya belum memasang dua foto pemimpin tersebut. Namun sepertinya masih banyak tempat-tempat lain yang belum memajang foto presiden dan wapres di tempat biasanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement