Senin 24 Nov 2014 16:27 WIB

Tak Diberi Kompensasi, PSK Kalikudu Mengamuk

Rep: Lintar Satria/ Red: Hazliansyah
 Puluhan Pekerja Seks Komersil (PSK) mengangkat tangan saat mendengarkan orasi usai mengikuti upacara bendera di kawasan lokalisasi Dolly, Surabaya, Jawa Timur, Senin (23/6).
Foto: Antara
Puluhan Pekerja Seks Komersil (PSK) mengangkat tangan saat mendengarkan orasi usai mengikuti upacara bendera di kawasan lokalisasi Dolly, Surabaya, Jawa Timur, Senin (23/6).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Penutupan lokalisasi Kalikudu tidak selancar perkiraan Pemerintah Kabupaten. Para PSK tetap bertahan selama tidak diberi kompensasi. 

Sebanyak 31 Pekerja Seks Komersial (PSK) Kalikudu Dusun Maron, Desa Pujon Lor, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang menolak dipulangkan ke kampung halamannya. 

Mereka bahkan mengambuk dan menyobek sertifikat pelatihan yang diberikan Dinas Sosial bersama-sama di depan para petugas. Hal ini disebabkan belum ada kepastian kompensasi Kabupaten Malang tetap menutup tujuh lokalisasi. 

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Malang Sri Rahayu Pudji Astuti mengatakan, ada tidaknya kompensasi, lokalisasi tersebut akan ditetap ditutup.

"Tidak ada acara simbolis, pemberian sertifikat atau kartu cerdas tetap dilakukan, hanya saja caranya akan berubah," kata Sri, Senin, (24/11).

Salah satu PSK, Erna dari Kecamatan Dampit Kabupaten Malang, mengatakan ia dan rekan-rekannya sepakat tidak akan pulang sebelum diberi kompensasi.

Ia mengatakan bahwa penutupan tanpa adanya solusi akan membuat hidup mereka semakin sulit. 

"Kami akan tinggal di sini kalau tidak ada kompensasinya. Kami seperti diusir begitu saja. Saya dengar mau diberi kompensasi, tapi besarnya berapa tidak tahu," kecam Erna usai seremonial penutupan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement