Sabtu 22 Nov 2014 00:13 WIB

Psikolog: 'Kakek Bertelur' Akibat Stres BBM Naik

Rep: c94/ Red: Bilal Ramadhan
Pengunjukrasa dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) melakukan aksi teatrikal menyikapi kenaikan BBM di jalan Dipenogoro, Bandung, Jawa Barat, Selasa (18/11).   (Antara/Agus Bebeng)
Pengunjukrasa dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) melakukan aksi teatrikal menyikapi kenaikan BBM di jalan Dipenogoro, Bandung, Jawa Barat, Selasa (18/11). (Antara/Agus Bebeng)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Kakek Sinin yang mengaku bisa bertelur. dianggap fenomena cerminan individu yang stress oleh sebagian Psikolog. Roslina Verauli pakar psikolog sosial, berpendapat kasus tersebut berhadapan dengan realitas hidup sehari-hari secara persepsi tingkat daya stress di masyarakat untuk mengatasi tantangan-tantangan dalam hidup.

"Stress adalah hasil dari tantangan-tantangan hidup,"katanya kepada Republika, Jumat (21/11).

Menurutnya dampak stres merupakan hal normal pada gejala hidup manusia. Dampak positifnya pertama, dengan adanya stress manusia terdorong untuk mencari jalan keluar dari permaslahan. Manusia yang dapat mengatasi stresnya dengan baik itu cermin dari individu yang berkembang.

Kedua, toleransi pada dampak stress dikemudian hari akan lebih baik dan aka nada penyesuaian dengan tantangan yang akan dihadapi berikutnya. "Misalnya stres karena dampak kenaikan bbm, dengan sendirinya kita akan menyesuaikan. Walaupun pada awalnya sulit dihadapi. Tetapi itu akan membuat masyarakat siap menghadapi resiko lainnya," ujarnya.

Masalahnya, ada sebagian individu manusia yang tidak dapat mengatasi stres secara konstruktif.seperti dua hal di atas. Roslina menjelaskan penyembab individu yang tidak bisa menangani stress berprilaku desktruktif.

Budaya dan konsisi bangsa dapat mempengaruhi tingkat stress pada individu akibat control pada dirinya rendah sehingga menjadikan seorang terlihat apatis. Selain itu, individu tersebut  tidak berdaya dalam kondisi misalnya pemerintah member aturan dan kewajiban diluar kemampuan.

"Inkonsitensi ya, karena tekanan hidupnya besar. Orang yang hidup di negara tersebut control hidupnya kecil dan terpengaruhi dengan keadaan," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement