REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA— Kunjungan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti ke Surabaya, Rabu (19/11) tidak disia-siakan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Kepada sang Menteri, Risma menyampaikan berbagai keluh kesah soal nasib masyarakat di pesisir Surabaya.
Kepada Menteri Susi, Risma mengaku meminta nelayan Surabaya diberikan perhatian. “Aku ngobrol sama Bu Susi soal nelayan, bagaimana mereka bisa survive nanti, padahal kapal-kapal nelayan Asia sudah bagus-bagus. Aku bilang ke Bu Susi, kalau nelayan saya siap, kita bisa detraining menggunakan kapal-kapal yang modern,” ujar Risma di Balai Kota, Kamis (20/11).
Selain soal nelayan, Risma mengaku juga curhat soal petani garam. Risma menceritakan, dia menyampaikan hasil temuannya kepada menteri Susi bahwa perusahaan-perusahaan garam enggan menerima garam lokal karena belum memenuhi SNI.
“Saya sebelumnya berpikir Kementerian Bu Sisi yang mengeluarkan (SNI), ternyata dia jawab, itu (kewenangan Kementerian Perdagangan. Saya diminta mengirim surat ke Pak Rahmat Gobel,” ujar Risma.
Dia melanjutkan, sebenarnya, perusahaan-perusahaan garam mau menggunakan garam lokal, dengan syarat sedikit peningkatan kualitas. Garam dari Surabaya, misalnya, menurut Risma, hanya kelebihan sedikit NACL dan perlu ditambah yodium. Kekurangan tersebut, menurut dia, bisa ditutupi dengan pengolahan.