Jumat 21 Nov 2014 10:15 WIB

BBM Naik, Warga Pilih Naik KRL

Rep: C15/ Red: Indira Rezkisari
 KRL Commuter Line melintas di kawasan Bukit Duri, Jakarta, Selasa (17/6).
Foto: Republika/ Wihdan
KRL Commuter Line melintas di kawasan Bukit Duri, Jakarta, Selasa (17/6).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Kenaikan harga bahan bakar minyak menjadi alasan beberapa warga beralih menggunakan kereta menuju tempat kerjanya. Terutama bagi warga daerah penyangga.

Ferry (30) warga Depok Timur memutuskan untuk menggunakan KRL untuk menghemat biaya perjalanan. Menurut ia, dengan menggunakan KRL ia tak perlu menghabiskan bensin untuk kemacetan.

"Saya biasa naik motor, lebih hemat kalau naik KRL saja," ujar pekerja bank swasta ini, Jumat (21/11).

Ferry mengaku meski lebih hemat naik KRL ia mengaku naik KRL mengharuskan ia menggunakan angkutan menuju kantornya yang berada di kasablanka. Ferry mengharapkan kenaikan harga BBM bisa dialihkan oleh pemerintah dengan membangun sistem transportasi yang nyaman dan terintegrasi.

"Ribetnya kadang tidak nyaman saja sama angkot. Kadang ugal-ugalan, atau pas pulang kerja macet," ujar Ferry.

Hal sama juga diungkapkan oleh Kania (20) mahasiswa universitas swasta di Depok ini mengatakan bahwa biasanya ia membawa mobil untuk menuju kampusnya, namun karena kenaikan BBM ia mencoba menggunakan KRL.

"Untung ada stasiun depan kampus, jadi lebih hemat. Cuma kadang malasnya harus berdiri di KRL," ujar Kania.

Kania juga mengharapkan adanya peningkatan pelayanan dari pihak KRL agar penumpang lebih nyaman menggunakan KRL. Kania mengatakan pihak PT KAI perlu menambahkan jumlah gerbong agar kepadatan di dalam gerbong bisa diselesaikan.

Meski begitu ada warga yang memang selalu menggunakan KRL dan lebih memilih memarkir motornya di parkiran stasiun untuk menghemat energi. Ardi (28) warga Margonda mengatakan bahwa dirinya sudah 3 tahun menjadi penumpang KRL. "Memang lebih praktis dan hemat sih," ujar Ardi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement