Kamis 20 Nov 2014 16:48 WIB

Skuadron Hawk 12 Gelar Latihan Pengeboman

Caption..Pesawat tempur Hawk 209 dari Skadron Hawk 12 bersiap lepas landas untuk latihan pengeboman
Foto: Antara/FB Anggoro/ca
Caption..Pesawat tempur Hawk 209 dari Skadron Hawk 12 bersiap lepas landas untuk latihan pengeboman

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU – Skuadron Hawk 12 Pekanbaru menggelar latihan pengeboman di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau untuk mengasah keterampilan dan menambah jam terbang penerbang dalam menggunakan pesawat tempur jenis Hawk 109/209.

"Makin banyak latihan dan jam terbang untuk seorang penerbang, maka akan semakin siap insting dan kemampuannya dalam menghadapi segala kondisi. Ibarat seperti terbiasa membawa mobil. Jadi, kapan saja kita diperintahkan untuk ngebom, kita sudah siap melakukan bom area," kata Komandan Skadron Hawk 12 Letkol (Pnb) Jajang Setiawan di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Kamis (20/11).

Ia menjelaskan, latihan "weapon delivery" berlangsung selama sepekan sejak Senin (17/11). Latihan tersebut melibatkan 11 penerbang, yang menggunakan lima unit pesawat tempur Hawk 109/209.

Menurut dia, latihan tersebut sangat penting untuk meningkatkan kemampuan penerbang dalam hal presisi pengeboman dan melumpuhkan target di darat dari udara. Selain itu, para penerbang di Skadron Hawk 12 yang berjuluk "Black Panther" itu juga dituntut untuk mumpuni dalam penguasaan teknologi jet tempur dalam segala kondisi.

Karena itu, kata Jajang, sekitar 80 persen teknologi yang dibenamkan di dalam jet tempur buatan Inggris tersebut sudah ditingkatkan ke kategori generasi 3,5 dengan seluruh sistem navigasi dan persenjataannya diatur secara digital.

Letkol Jajang mengatakan Indonesia merupakan negara kesembilan pengguna pesawat tempur itu di dunia. "Jadi penerbang kita tidak lagi menggunakan sistem manual, mereka sudah menggunakan sistem navigasi dan persenjataan yang setara dengan generasi di atasnya," kata alumni Akademi Angkatan Udara tahun 1997 itu.

Masing-masing penerbang mendapatkan kesempatan untuk melakukan pengeboman dan penembakan roket sebanyak tiga kali. Jenis bom yang digunakan adalah MK32, namun dalam latihan itu menggunakan Bom Damy Unite (BDU) 33 sehingga hanya mengeluarkan asap saat menghantam target.

"Kalau bom MK32 yang sesungguhnya memiliki fragmentasi ledakan hingga radius 500 meter untuk horizontal, dan 3.000 kaki secara vertikal," kata penerbang yang memiliki nama udara "Jackal" itu.

Kepala Penerangan dan Perpustakaan Lanud Roesmin Nurjadin, Mayor Filfadri, menambahkan, tempat latihan penjatuhan bom berlokasi di Air Weapon Range (AWR) Siabu, Kabupaten Kampar, seluas sekitar 3.200 hektare.

Menurut dia, fasilitas TNI AU tersebut didesain sedemikian rupa menyerupai bandara lengkap dengan landas pacu dan menara pengawas. Pelaksanaan latihan menerapkan standar prosedur pengamanan yang tinggi. Dan pihak TNI AU sebelumnya sudah menyosialisasikan kepada masyarakat di sekitar terkait rencana latihan pengeboman itu.

"Masyarakat sekitar sudah dilarang untuk memasuki dan beraktivitas di area tersebut," kata Mayor Filfadri.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement