REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ratusan pelajar dari Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 5 Jakarta mengikuti permainan "Negeri Kompak" yang bermanfaat untuk meningkatkan rasa toleransi serta mencegah aksi tawuran antar pelajar yang marak terjadi di Ibu Kota.
"Sekolah ini yang kelima, lewat permainan ini kami ingin menyebarkan karakter positif agar pelajar bisa bersikap terbuka, kritis dan toleran," kata Kepala Program Wahid Institute, Alamsyah M Djafar di Jakarta, Kamis (20/11).
Menurut dia, permainan yang diselenggarakan oleh Wahid Institute bersama Kedutaan Besar Australia ini merupakan model pendekatan baru dalam cara belajar khususnya bagi siswa sekolah.
Alamsyah menjelaskan sistem permainannya seperti bermain monopoli namun dengan sejumlah sentuhan modifikasi yang lebih memberikan wawasan edukasi.
"Jalurnya kita buat lima, itu penjabaran dari sila dalam Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika," katanya.
Ia mengatakan setiap pemain yang melemparkan dadu akan menduduki salah satu kotak dari lima jalur dalam papan permainan Negeri Kompak.
Di setiap kotak, lanjut dia, ada tugas yang harus dikerjakan oleh setiap pelajar.
"Misalnya mengucapkan, tolak pemecah belah bangsa, toleransi gue banget," katanya.
Ia mengatakan setiap tugas akan memuat hal-hal positif dan akan diulang-ulang.
"Lewat setiap kalimat yang mereka ucapkan dan tugas yang dijalani, semoga tercipta kesadaran positif akan pentingnya toleransi dari setiap siswa," kata Alamsyah.