Selasa 18 Nov 2014 15:45 WIB

BBM Naik, Harga Cabai Melonjak Tiga Kali Lipat!

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Winda Destiana Putri
Pedagang menata cabai rawit merah di pasar induk Kramat Jati, Jakarta, Selasa (18/2).
Foto: Republika/Prayogi
Pedagang menata cabai rawit merah di pasar induk Kramat Jati, Jakarta, Selasa (18/2).

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Harga cabai merah tampaknya mengalami lonjakan paling signifikan akibat kebijakan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi oleh pemerintah sebesar Rp 2.000 per liter.

Pemerintah menaikkan harga premium dari Rp 6.500 ke Rp 8.500 per liter dan solar Rp 5.500 ke Rp 7.500 per liter. "Baru hari pertama, harga cabai merah sudah naik tiga kali lipat, biasanya Rp 40 ribu per kilogram (kg), sekarang Rp 120 ribu per kg. Saya tidak setuju kenaikan BBM, menyakiti rakyat kecil," ujar Yulinar (40 tahun), warga di Sintang, Kalimantan Barat dihubungi Republika, Selasa (18/11).

Komoditas berikutnya yang mengalami kenaikan harga di Sintang adalah bawang merah, dari Rp 26 ribu ke Rp 30 ribu per kg. Daging ayam juga naik dari Rp 15 ribu ke Rp 20 ribu per kg.

Yulinar yang juga pemilik rumah makan Padang itu saat ini belum berencana menaikkan harga jual makanannya. Namun, jika kenaikan ini berlangsung lebih dari dua pekan, maka ia juga berniat menaikkan harga.

Ibu rumah tangga lainnya di Pasaman, Sumatra Barat, Suriana (55) mengatakan harga cabai merah di pasar juga melonjak hampir 300 persen, yaitu dari Rp 30-40 ribu menjadi Rp 100 ribu per kg. Sementara itu, harga bawang merah masih stabil, namun biasanya akan menyusul naik bersamaan dengan minyak goreng, sayuran, dan daging.

"Saya tahu BBM harus naik. Namun, saya mohon pemerintah untuk mengendalikan harga bahan pokok tetap stabil. Itu saja harapan ibu-ibu rumah tangga," kata Suriana dihubungi terpisah.

Wanita yang akrab disapa Ana ini mengatakan, pemerintah hanya menaikkan premium dan solar bersubsidi, tapi faktanya di lapangan, penjual juga menaikkan harga bahan bakar lain, seperti minyak tanah. Ana mendapati penjual yang menaikkan minyak tanah dari Rp 7.500 ke Rp 9.000 per liter.

Sejumlah pasar tradisional di Bali sejak lama sudah mengalami kelangkaan pasokan cabai merah dan cabai rawit. Ini diakibatkan musim kering panjang yang melanda wilayah pertanian di provinsi tersebut.

Kini, akibat kenaikan harga BBM, harga cabai merah dan rawit ikut membubung tinggi. Hasil pantauan Republika di Pasar Tradisional Dalung, Denpasar Barat, harga cabai merah hampir tiga kali lipat dari Rp 15 ribu ke Rp 40 ribu per kg, disusul rawit dari Rp 13 ribu ke Rp 45 ribu per kg.

"Musim kering mba. Apalagi BBM naik," ujar Ni Made, salah seorang penjual cabai dan sayur mayur.

Bali mendapatkan pasokan cabai dari wilayah sekitarnya, seperti Denpasar, Kintamani, Klungkungan, Tabanan, dan Bedugul. Bali juga menerima pasokan dari Pulau Jawa, yaitu Dieng, Solo, dan Bandung.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement